Forex, Trading Forex, Broker Forex Indonesia, Broker Forex Terpercaya,Trading Forex Indonesia Forex, Trading Forex, Broker Forex Indonesia, Broker Forex Terpercaya,Trading Forex Indonesia

FIBONACCI RETRACEMENT: MENGENAL LEBIH JAUH TOOLS POWERFULL SEJUTA UMAT!

12 May 2025 in Blog - Forex - by Admin

FOREXimf.com - Trading forex itu kadang bikin pusing, apalagi buat pemula. Buat bantu kamu lebih percaya diri, ada satu alat analisis teknikal yang wajib dikenalin yakni Fibonacci Retracement. Alat ini bisa bantu kamu nangkep level support dan resistance secara akurat. Yuk, kita kupas tuntas gimana sih cara pakai dan kenapa alat sakti ini cocok buat strategi trading forex kamu!

Manfaat Utama Fibonacci Retracement buat Trading Forex Kamu

Kenapa alat ini jadi andalan banyak trader (terutama pemula) untuk navigasi pasar forex? Tentu kalo kita bicara manfaat dan keuntungan, banyak banget! Diantaranya: 

1. Titik Masuk dan Keluar Jadi Jelas Banget

Daripada comot angka dan berharap-harap cemas, Fibonacci Retracement itu ibarat GPS pasar—nunjukin jalur di mana harga biasanya “ngambang” sebelum balik arah. Contohnya, waktu tren lagi ngacir ke atas, seringnya di level 38,2% atau 50% si harga nyantai dulu sebelum melanjutkan pendakian. 

Nah, kamu bisa pasang buy order pas di sekitar situ, karena peluangnya kan besar harga segera melesat lagi. Buat take profit? Level 23,6% atau puncak ayunan sebelumnya bisa jadi tujuan yang realistis, bukan asal tebak.

2. Risiko Lebih Terkendali, Imbalan Lebih Manis

Tandai level-level Fibonacci, dan tiba-tiba kamu punya peta stop loss sama take profit. Misal entry-mu di level 50%, lalu stop loss dikit di bawah 61,8%, kamu udah tahu berapa pip yang berpotensi hilang. Pasang target di level 23,6% atau swing high kemarin, voila: risk-to-reward-mu seringnya nangkring di 1:2 bahkan bisa lebih. Trading pun jadi bukan soal “semoga untung,” melainkan strategi yang terukur.

3. Pasangkan dengan Indikator Lain, Sinyal Makin Greget

Fibonacci akan lebih kinclong kalau ditemenin alat lain. Contoh, ketika harga mampir ke level 61,8% dan RSI nunjukin bullish divergence, atau muncul pola candlestick kayak pin bar atau engulfing, sinyal entry-mu otomatis terasa lebih berwibawa. Ini kayak filter ajaib yang nyaring false breakout: cuma entry kalau banyak lampu hijau menyala, bukan cuma Godaan Fibonacci semata.

4. Mencermati Arah dan Tenaga Pasar

Perhatikan deh: kalau harga tembus level retracement penting (misalnya 61,8%) biasanya itu pertanda momentum lagi ngebut. Di tren naik, pas harga lolos 61,8% dan terus menanjak, artinya pembeli pegang kendali penuh. Kamu bisa manfaatin momentum itu buat buy setelah retest, atau kalau kamu tipe counter-trend, malah mending jaga jarak dulu.

5. Alarm Dini Pembalikan Tren

Kalau harga gagal menembus level kunci (misal 38,2%) dan malah nyungsep, itu kode keras bahwa tren lama mungkin udah lelah. Pantau reaksi pasar di level-level ini, biar kamu bisa lebih gesit ambil keputusan, baik untuk nutup posisi lama, atau malah lompat ke sisi seberang sebelum gelombang baru datang.

Level-Level Kunci Fibonacci Retracement

Di chart, level pentingnya meliputi:

- 23,6% – Koreksi Ringan, Sinyal Tenaga Masih Kuat

Bayangin harga cuma menunduk sebentar, lalu langsung bangkit lagi—itu ciri level 23,6%. Kalau harga cuman “ngehayang” di sini sebelum lanjut, artinya momentum tren asli masih bertenaga. 

- 38,2% – Zona Koreksi Pas, Support/Resistance Awal

Kalau pasar butuh ‘nafas’ sedikit lebih panjang, harga sering mampir di 38,2%. Di sinilah area support/resistance pertama yang cukup kredibel muncul. Trader sering tunggu konfirmasi, misalnya doji atau spinning top, sebelum masuk. 

- 50% – Titik Tengah Populer, Bukan Fibonacci Asli

Meski bukan turunan rumus Fibonacci, level 50% punya fans-nya sendiri karena mewakili separuh perjalanan. Di banyak chart, price action sering ragu-ragu di sini—kadang cuma nyapu garis, kadang malah balik arah. Gunakan 50% sebagai backup: kalau 38,2% terlalu sempit dan 61,8% terlalu dalam, 50% jadi zona netral yang oke untuk entry dengan stop loss agak longgar.

- 61,8% – “Golden Ratio”, Pintu Pembalikan Favorit

Inilah si primadona, level yang disebut-sebut paling sering memancing reversal. Harga yang menembus hingga golden ratio lalu gagal menahan tekanan, biasanya bakal berbalik dengan tenaga lumayan. 

- 78,6% – Koreksi Dalam, Peluang Terakhir Sebelum Tren Asli

Kalau retracement sampai 78,6%, itu tandanya pasar hampir balik 80% dari langkah awal. Level ini jarang disentuh, tapi kalau disentuh dan ada pin bar panjang atau formasi reversal lain, bisa jadi momen pamungkas buat ikutan tren lagi. 

Nah, dengan memahami karakter masing-masing level—dari sang pemalu di 23,6% sampai yang berani di 78,6%—kamu bisa menentukan zona entry, stop loss, dan target dengan lebih percaya diri. Selamat eksperimen!

Cara Menggunakan Fibonacci Retracement di Platform Trading

Sekarang setelah paham manfaatnya, waktunya praktik! Bagian ini akan jadi pemandu langkah demi langkah cara menarik dan membaca level Fibonacci Retracement di chart, supaya kamu gak cuma tau teorinya, tapi juga langsung bisa pasang di MT4, MT5, atau TradingView kesayanganmu.

1. Tangkap Arah Tren dengan Jelas

Bayangin tren itu sungai yang deras—kamu mesti tahu arusnya ke mana. Untuk uptrend, cari titik terendah lokal (swing low) dan tertinggi lokal (swing high) yang bersih. Balik logikanya buat downtrend: high dulu, low kemudian. 

Pakai timeframe H4 atau Daily supaya gangguan ‘ombak kecil’ hilang dan ombak besar (swing) yang kamu pilih lebih jelas, gak salah sasaran.

2. Tarik Tool Fibonacci Retracement

Klik ikon “Fibonacci Retracement”, terus ketok satu kali di swing point pertama (low buat uptrend, high buat downtrend), tahan, tarik ke swing point kedua (high untuk uptrend, low untuk downtrend). 

Lepas deh—otomatis level 23,6%, 38,2%, 50%, 61,8%, dan 78,6% nongol. Pastikan garisnya pas nempel di titik swing—kalau bergeser, ya sinyalnya bisa mejeng di tempat yang salah.

3. Intip Reaksi Harga di Tiap Level

Setiap level itu ibarat panggung kecil: di 23,6% biasanya koreksi tipis—kalau harga cuma sekadar nyapa terus lanjut, tandanya tenaga tren masih menggila. 

Zona 38,2–50% sering jadi tempat nongkrong para entry hunter, koreksinya pas, masih wajar. Lalu ada 61,8% si “golden ratio”, favorit harga untuk balik arah. Kalau nekat tembus 78,6% baru trus balik, itu levelnya berteriak “reversal!” Mantau juga formasi candlestick kayak pin bar, engulfing, atau doji sebagai konfirmasi supaya lebih yakin.

4. Atur Stop Loss dan Take Profit yang Pinter

Begitu kamu mantap entry di salah satu level, pakai level itu juga buat SL dan TP. Buat posisi buy, SL dikit di bawah level retracement terdekat; untuk sell, sedikit di atas. TP? Boleh di level Fibonacci selanjutnya—misal entry di 50%, target 38,2% atau 23,6%—atau kamu bidik swing high/low sebelumnya. 

Dengan begini, risk-to-reward-nya udah terhitung sebelum mulai, misal 1:2 atau 1:3, jadi manajemen risikonya lebih terukur.

Kesimpulan

Sekarang kamu udah kenal banget sama Fibonacci Retracement, sebuah alat sakti buat analisis support dan resistance di trading forex. Dengan memahami cara kerja, level-level kunci, dan tips-tips di atas, kamu bisa pakai Fibonacci Retracement untuk:

  • Menentukan entry dan exit lebih presisi
  • Mengatur stop loss serta take profit yang logis
  • Mendapatkan konfirmasi sinyal trading lebih valid

Ingat selalu praktek dan backtest di akun demo sebelum beneran uang real. Semakin sering latihan, semakin jitu intuisi kamu membaca level-level Fibonacci. Selamat mencoba, semoga profit terus!

Pake Fibonacci lebih mudah dengan menggunakan Aplikasi Trading QuickPro dari FOREXimf. Yuk Install Sekarang!

Share :