DARI 3 TIPE TRADER INI, MANA YANG PALING SESUAI DENGAN ANDA?

07 May 2019 in Blog - by Admin FOREXimf

Saya yakin, Anda dan sekian banyak trader lain di dunia ini telah mengetahui dengan pasti bahwa pasar forex menyimpan potensi keuntungan yang luar biasa.

Banyaknya orang yang mencoba untuk mencari peruntungan menyebabkan banyak broker forex terpercaya atau tidak, legal maupun ilegal bermunculan bagai cendawan di musim penghujan.

Sayangnya banyak trader forex yang tidak mengetahui dengan baik kapan sebaiknya mereka melakukan transaksi; buy atau sell karena tidak tahu tipe trader seperti apa mereka sebenarnya.

Ketidaktahuan ini menyebabkan mereka dengan “buta” menuruti/meng-copy saja apa yang dilakukan trader lain yang lebih senior dari mereka.

Tipe trading erat kaitannya dengan karakter seorang trader forex. Tentu kita sepakat bahwa karakter orang berbeda-beda.

Nah, karena trader juga manusia, tentu karakter masing-masing trader berbeda-beda. Itulah sebabnya tipe trading pun berbeda-beda.

Bagi trader forex, khususnya pemula – sangat penting mengetahui tipe trading agar bisa mengetahui metode seperti apa yang cocok.

Jadi, kalaupun Anda ingin mengikuti gaya trading trader lain, Anda tidak akan merasa terjebak karena memang trader tersebut memiliki tipe trading yang sama dengan Anda.

1. Fundamental Trader

Trader yang menggunakan analisa fundamental sebagai metode analisanya akan memusatkan perhatiannya pada data atau berita ekonomi sebelum memutuskan untuk trading.

Ia akan melihat berita yang terkait dengan mata uang tertentu sebelum melakukan transaksi.

Pada dasarnya analisa fundamental lebih cocok untuk dipergunakan untuk trading jangka panjang.

Memang ada beberapa data ekonomi yang bisa dimanfaatkan untuk trading jangka pendek, namun sifatnya insidental semisal efek data US Non-farm Payrolls atau keputusan suku bunga dari bank sentral.

Jika beberapa metode trading berdasar pada analisa yang dilakukan secara singkat, maka analisa fundamental bisa saja tidak mengalami perubahan hingga berhari-hari, atau berbulan-bulan, bahkan mungkin juga dalam hitungan tahun.

Jadi jangan heran jika ada trader fundamental (asli) bisa menahan posisi mereka selama berhari-hari, berbulan-bulan, atau bahkan mungkin bertahun-tahun.

2. Technical Trader

Berbeda dengan Fundamental Trader, para Technical Trader (atau sering disebut technician) tidak memedulikan data atau berita ekonomi apa pun sebagai dasar pengambilan keputusan.

Mereka mempergunakan analisa teknikal dalam melakukan analisa pasar yang pada umumnya (namun tidak terbatas pada) mempergunakan grafik pergerakan harga (chart).

Analisa teknikal forex juga bisa diterapkan pada trading jangka pendek hingga jangka panjang. Meksipun demikian, para technician pada umumnya lebih suka melakukan trading jangka pendek hingga menengah.

Fleksibilitas seperti ini kurang dimiliki oleh analisa fundamental yang lebih condong kepada trading jangka panjang.

Dalam analisa teknikal berlaku kaidah “market action discounts everything”, yang secara bebas bisa diterjemahkan menjadi “perilaku pergerakan harga mencerminkan sentimen yang beredar di pasar”.

Menurut para technician “totok”, pergerakan harga sudah bisa memberikan petunjuk mengenai ke mana pasar akan bergerak sehingga mereka tak lagi membutuhkan informasi dari data atau berita ekonomi.

Anda yang masih memanfaatkan data ekonomi sebagai acuan dalam trading forex mungkin tidak akan nyaman jika mengikuti langkah para technician ini.

Sebab, seringkali mereka – terutama para day trader, mengambil posisi trading yang berlawanan dengan prediksi data ekonomi yang akan dirilis.

3. Sentiment Trader

Tipe ini sebenarnya merupakan kombinasi Fundamental Trader dengan Technical Trader. Mereka menggabungkan analisa fundamental dan teknikal untuk mengidentifikasi potensi pergerakan harga.

Sentiment Trader mengacu pada trend utama pergerakan harga dan mencoba untuk mencari peluang dari currency pair yang bergerak searah dengan momentum pasar.

Misalnya begini, ketika analisa teknikal menyatakan bahwa saat itu pasar berada dalam uptrend, maka para sentiment trader akan mencoba untuk mencari momentum atau alasan fundamental yang tepat yang mendukung pergerakan harga ke atas.

Jika misalnya EUR/USD berada dalam uptrend, maka mereka akan menunggu konfirmasi data fundamental yang memperkuat sentimen positif bagi euro.

Sentiment trader juga biasanya adalah technician yang lurus. Prinsip “the trend is your friend” benar-benar dipegang teguh.

Mereka tidak akan membuka posisi sell pada saat uptrend (meskipun misalnya indikator teknikal telah mengkonfirmasi ada peluang koreksi), atau membuka posisi buy pada saat downtrend.

Kesimpulan

Mungkin beberapa contoh tipe trading di atas bisa menjadi panduan bagi Anda – terutama pemula – untuk menemukan strategi atau role model yang tepat.

Sebenarnya masih ada banyak tipe trading yang belum dijelaskan dalam artikel ini, namun tiga tipe di atas merupakan dasar bagi berbagai tipe yang lain.

Anda belum menemukan tipe trader mana yang sesuai dengan karakteristik Anda?

Silakan tinggalkan komentar, atau bisa hubungi saya langsung melalui Live Chat.