Berita forex hari ini, Malam tadi ada dua data ekonomi yang cukup penting dari AS yaitu Chicago Purchasing Manager's Index (PMI) dan Pending Home Sales, dimana hasilnya mixed yaitu untuk data chicago PMI turun menjadi 58.9 dan pending home sales naik 1.5%.
Para ekonom memperkirakan data Chicago PMI akan turun dari 65,7 ke 60,8, alamat buruk bagi greenback. Sementara data penjualan perumahan diperkirakan akan naik cukup tajam dari -0,8 persen ke +0,9 persen.
Terlepas dari semua data itu, yang pasti hingga kini dolar AS masih dibayangi tekanan jual. Dolar AS masih di dekat posisi terendah dalam 13 bulan terhadap sejumlah mata uang, tertekan oleh ketidakpastian politik yang terus berlanjut di Washington dan keraguan mengenai apakah Federal Reserve akan menaikkan suku bunga lagi di tahun ini.
Indeks Dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, berada pada pukul 93,25, setelah mengakhiri sesi Jum'at turun sekitar 0,6%. Indeks ini telah turun sekitar 2,2% di bulan ini dan turun sekitar 9% untuk tahun ini.
Dolar AS tetap diselimuti nuansa negatif setelah data pada hari Jumat menunjukkan bahwa sementara pertumbuhan ekonomi AS terlihat berakselerasi pada kuartal kedua , pertumbuhan upah dan inflasi tetap lamban. Prospek inflasi tersebut telah menimbulkan keraguan pasar apakah Fed akan dapat mempertahankan rencana kenaikan suku bunga ketiga di tahun ini.
Kisruh di Gedung Putih serta lemahnya kekuatan politik Presiden AS Donald Trump di Kongres menyebabkan terjadinya penurunan ekspektasi untuk reformasi pajak dan stimulus fiskal di bawah administrasi Trump sehingga semua itu juga membebani dolar AS.
Harapan pasar bahwa administrasi Trump akan dapat mendorong ekonomi melalui agenda pro pertumbuhannya mendapat pukulan lain pada hari Jum'at setelah Senat AS gagal menggantikan Obamacare.