Kali ini, kita akan membicarakan dua tipe lain, yaitu "Swing Trading" dan "Position Trading".
Artikel sebelumnya: Sesuaikan Strategi Trading Dengan Tipe Anda I
Swing Trading
Seperti halnya day trading, tipe swing trading ini juga adalah tipe trading jangka pendek. Perbedaan mendasar antara kedua tipe tersebut ada di time frame yang digunakan. Day trading terbatas pada satu hari perdagangan saja, namun swing trading bisa "melar" hingga lebih dari satu hari perdagangan. Ini karena para swing trader mencoba untuk memanfaatkan peluang yang bisa diperoleh dari peregerakan "swing", yang berarti "ayunan" harga atau sering juga disebut dengan "koreksi".
Mirip dengan day trading, para swing trader tidak pernah menahan posisi (transaksinya) untuk jangka waktu panjang dan tidak pernah menggunakan skenario jangka panjang. Rentang waktu yang mereka pergunakan antara hitungan jam, satu hari, hingga dua atau tiga hari.
Para swing trader biasanya menargetkan keuntungan yang lebih besar daripada para day trader. Dengan demikian – terutama bagi mereka yang menahan posisi hingga lebih dari satu hari perdagangan – tentu saja toleransi resikonya juga akan semakin besar.
Pada umumnya, ada tiga alternatif strategi swing trading yang bisa Anda pilih, yaitu breakout trading, retracement trading dan reversal trading.
1. Breakout trading
Strategi ini memanfaatkan penembusan (breakout) atas support atau resistance (baca: Support dan Resistance). Penembusan yang terjadi bisa kecil (seperti yang bisa terjadi di chart intraday) ataupun lebar/jauh (seperti yang bisa terjadi di chart daily, weekly, atau monthly).
Untuk menjadi seorang breakout trader, Anda senantiasa harus mencari titik breakout. Anda juga harus mencermati kapan dan dalma kondisi seperti apa breakout itu terjadi, baru kemudian mengambil posisi jual atau beli.
Anda bisa mengambil posisi beli (buy) jika sebuah resistance tembus, kemudian tempatkanlah target profit di dekat resistance selanjutnya. Sebaliknya ambillah posisi jual (sell) jika sebuah support tembus dan tempatkanlah target profit di dekat support selanjutnya.
Anda juga harus menempatkan level stop-loss di dekat titik breakout guna memperkecil resiko seandainya harga berbalik arah.
2. Retracement trading
Strategi ini memanfaatkan koreksi pergerakan harga. Alat analisis yang dipergunakan biasanya adalah Fibonacci Retracement, yang menggunakan perhitungan matematis berdasarkan rasio Fibonacci 0%, 23.6%, 38.2%, 50%, 61.8%, dan 100%.
Level-level rasio Fibonacci tersebut digambarkan sebagai garis-garis horizontal yang berfungsi juga sebagai support atau resistance dari pergerakan harga saat itu.
Pada saat harga berada dalam trend naik, tariklah Fibonacci retracement dari "swing low" ke "swing high", contohnya seperti gambar di bawah ini:
Sebaliknya, jika harga bergerak dalam trend turun, tariklah Fibonacci retracement dari "swing high" ke "swing low".
Kemudian perhatikan level-level retracement 38.2%, 50.0% dan 61.8%. Di area tersebut, carilah sinyal buy (jika harga dalam trend naik) atau sinyal sell (jika harga dalam trend turun).
3. Reversal trading
Strategi ini bisa bekerja dengan baik jika pasar bergerak "ranging", maksudnya hanya bergerak dalam range/rentang harga tertentu. Contohnya, jika harga terlihat mulai tertekan setelah beberapa waktu menguji resistance, maka ada kemungkinan ia akan kembali bergerak turun.
Dalam keadaan itu, para reversal trader akan mengambil posisi sell dan level resistance tersebut akan menjadi level stop-loss. Sebaliknya, jika harga terlihat mulai memantul dari area support, maka para reversal trader akan mengambil posisi buy.
Position Trading
Ini adalah tipe terakhir yang akan kita bahas. Para "position trader" mencoba mencari keuntungan dari pergerakan harga dalam jangka waktu yang jauh lebih panjang daripada day trader ataupun swing trader. Mereka biasanya akan menahan posisi mereka hingga berhari-hari, berminggu-minggu, atau bahkan berbulan-bulan. Mereka juga menargetkan profit yang jauh lebih besar dan konsekuensinya siap menghadapi total kerugian yang lebih besar pula.
Salah satu kunci untuk melakukan position trading adalah mengidentifikasi currency pair mana yang menjanjikan pergerakan yang panjang dan besar. Untuk itu mereka selalu memadukan antara analisis teknikal dan fundamental.
Jika Anda ingin menjadi position trader, Anda sebaiknya mencari data fundamental yang memiliki efek jangka panjang dan kemudian menggunakan analisis teknikal untuk menetapkan level entry dan exit.
Position trader memang terlihat jauh lebih "santai" dalam melakukan transaksi, namun ingat bahwa di balik kesantaian itu mereka sudah siap menghadapi resiko yang jauh lebih besar.
Nah, tipe trading yang mana kira-kira yang sesuai dengan karakter Anda? Yang jelas, tipe atau strategi mana pun yang Anda pilih, pastikan Anda melakukan latihan yang cukup dan memahami semua hal yang diperlukan sebelum mempraktekkannya.
Selamat bertransaksi.