PERLUKAH STRATEGI UNTUK KELUAR PASAR?

28 November 2014 in Blog - by Eko Trijuni

Para trader biasanya lebih tertarik untuk mencari tahu bagaimana cara terbaik untuk masuk ke pasar, namun terkadang mereka melupakan strategi untuk keluar pasar.

Banyak strategi mengulas posisi untuk masuk kepasar dengan tujuan untuk mendapatkan harga terbaik, yakni harga terendah saat buy dan harga tertinggi saat sell.

Bagi Anda sekalian yang hanya memikirkan strategi untuk masuk ke pasar, sebaiknya mulailah memikirkan strategi untuk keluar dari pasar juga. Posisi keluar pasar sama pentingnya dengan masuk ke pasar karena profit atau loss itu tergantung dari harga saat keluar dari pasar.

Sama seperti stop loss, amat disarankan mempunyai target profit sebelum trading dimulai. Lebih baik lagi kalau target ini didefinisikan di chart atau saat melakukan order.

Memasang target secara mental hanya bisa dilakukan apabila trader sudah benar-benar memahami mengenai 3M yakni Mind, Method, Money.

Banyak strategi yang juga mengulas kondisi-kondisi untuk memungkinkan trader keluar dari pasar dengan untung diantaranya dengan memperhatikan risk reward ratio dan trailing stop. Gunakan manajemen risiko yang dikenal dengan risk reward ratio sebagai dasar untuk menetapkan posisi keluar pasar.

Risk reward ratio adalah perbandingan antara risiko dengan hasil yang diharapkan dari setiap trade. Secara umum, risk reward ratio sebaiknya 1:2 atau 1:3 walau dalam kondisi tertentu (misalkan scalping) bisa 1:1 untuk perbandingan risiko:hasil.

Sedangkan trailing stop sendiri bisa diartikan memindahkan stop loss ke posisi break event point secara otomatis dan stop loss bergerak sendiri secara otomatis mengikuti trend. Bila pasar tiba-tiba berbalik arah, maka Anda tetap bisa mendapatkan keuntungan atau minimal adalah break event point.

Ada sedikit masukan mengenai strategi keluar pasar ini:

1. Jangan dikuasai emosi dan mengubah stop loss awal

Trader pemula umumnya akan duduk di depan komputer dan mengamati pergerakan harga. Biasanya saat pasar mendekati stop loss maka secara naluriah ia akan mencoba bertahan dengan memperlebar stop loss karena merasa takut.

Ini membuat rencana dan manajemen risiko menjadi berantakan. Kerugian umumnya akan menjadi lebih besar dari yang direncanakan.

2. Jangan membiarkan dirinya dikuasai oleh emosi dan mengubah target profit

Mirip dengan point di atas hanya naluri yang bekerja. Kali ini adalah keserakahan di mana si trader ingin mendapatkan untung lebih dengan mengubah target profit.

Bagaimana? Sekarang Anda sekalian memahami bahwa strategi keluar dari pasar, cukup penting juga dalam trading bukan?