APA ITU GDP DAN KAITANNYA DENGAN FOREX TRADING?

23 July 2020 in Blog - by Eko Trijuni

Sering mendengar istilah GDP (Gross Domestic Product) atau yang sering disebut dengan Produk Domestik Bruto (PDB)?
GDP menjadi salah satu indikator penting untuk mengukur perekonomian di suatu negara dalam suatu periode tertentu.

Dalam aktivitas trading, sangat penting bagi para trader untuk memantau pertumbuhan ekonomi suatu negara. Apakah sedang berada di arah yang positif atau malah melambat?

Jika pertumbuhannya ke arah yang positif, tentu ini akan berdampak pada mata uang suatu negara yang bakal menguat. Di mana hal ini akan menjadi keuntungan dalam aktivitas trading untuk melakukan buy terhadap mata uang tertentu.

Sementara itu juga sebaliknya, jika pertumbuhan ekonomi suatu negara melambat. Sebaiknya hindari untuk membuka posisi buy untuk mata uang negara tersebut.

Definisi GDP

Setelah sekilas membahas mengenai apa pengaruh perekonomian suatu negara terhadap trader. Penting juga untuk didalami mengenai definisi dari Gross Domestic Product (GDP) atau yang bisa kita kenal dengan Produk Domestik Bruto (PDB) dalam bahasa Indonesia.

Istilah GDP atau PDB adalah penjumlahan nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu atau jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. GDP seringkali dihitung pada periode tertentu (biasanya setiap tahun).

Data GDP dapat membantu untuk mengetahui sektor perekonomian mana saja yang mengalami pertumbuhan atau penurunan. Biasanya angka GDP yang diumumkan, dibandingkan dengan kuartal atau tahun sebelumnya.

Sebagai contoh, jika GDP di kuartal kedua naik tiga persen, ini artinya perekonomian negara tersebut telah mengalami pertumbuhan sebesar tiga persen di sepanjang kuartal pertama. Berlaku perhitungan yang sama di kuartal berikutnya.

Tentang GDP (Gross Domestic Product)

Rumus GDP

Menghitung GDP sesungguhnya agak rumit, namun secara sederhana perhitungannya bisa dilakukan setidaknya satu di antara dua cara.

Bila GDP adalah gambaran dari nilai total dari penjualan seluruh barang dan jasa yang diproduksi selama jangka waktu tertentu, maka GDP juga bisa disebut sebagai seluruh penghasilan dari masyarakat dan bisnis, termasuk di dalamnya gaji para pekerja atau karyawan.

Dari GDP, Anda dapat mengetahui sektor perekonomian mana saja yang mengalami peningkatan dan penurunan. Meskipun tidak mudah, perhitungan GDP dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan, yaitu:

1. Pendekatan produksi

GDP (Gross Domestic Product)Kegiatan Produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan nilai tambah dari barang dan jasa yang diproduksi oleh unit-unit usaha di suatu negara dalam periode waktu tertentu, biasanya dalam satu tahun.

Nilai tambah yang dimaksud di sini adalah selisih antara nilai produksi (nilai output) dengan nilai biaya antara (nilai input), yang terdiri atas bahan yang terlibat dalam proses produksi termasuk bahan baku dan bahan penolong.

Unit-unit produksi yang dimaksud pun dikelompokkan menjadi 9 sektor, yaitu:

  1. Pertambangan dan penggalian
  2. Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan
  3. Listrik, gas, dan air bersih
  4. Perdagangan, hotel, dan restoran
  5. Pengangkutan dan komunikasi
  6. Konstruksi
  7. Jasa-jasa pelayanan pemerintah
  8. Keuangan, real estate, dan jasa perusahaan
  9. Industri pengolahan

2. Pendekatan pendapatan

GDP (Gross Domestic Product)Apa yang dimaksud dengan pendekatan pendapatan?

Jenis pendekatan pendapatan nasional biasanya diperoleh dengan cara menjumlahkan pendapatan dari berbagai faktor produksi dan memberikan sumbangan terhadap proses produksi.

Metode ini merupakan pendapatan nasional hasil dari penjumlahan seluruh penerimaan yang diterima oleh pemilik faktor produksi dalam suatu negara selama satu tahun.

Dalam pendekatan ini, GDP adalah total dari balas jasa yang diperoleh dari elemen-elemen produksi yang turut andil dalam proses produksi di dalam sebuah negara pada kurun waktu tertentu.

Elemen produksi yang dimaksud di sini adalah tenaga kerja, modal, tanah, dan keahlian/kewirausahaan di mana masing-masing dari faktor produksi akan menghasilkan pendapatan yang berbeda-beda, contohnya:

  • Tenaga kerja mendapatkan perolehan gaji/upah
  • Pemilik modal akan mendapatkan bunga
  • Pemilik tanah akan memperoleh sewa
  • Keahlian atau skill akan mendapatkan perolehan laba.

Metode perhitungan pada pendekatan ini dilakukan dengan cara:

Menjumlahkan pendapatan seluruh karyawan, keuntungan perusahaan, pendapatan dari hak cipta, pendapatan dari sewa dan pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII).

3. Pendekatan pengeluaran

Gross Domestic Product (GDP)Perhitungan dengan menggunakan pendekatan pengeluaran dilakukan dari berbagai sektor ekonomi, seperti di bidang rumah tangga, pemerintah, perusahaan, dan masyarakat luar negeri suatu negara pada periode tertentu. Jenis pengeluaran tersebut terdiri dari:

  • Pengeluaran untuk konsumsi
  • Pengeluaran untuk investasi
  • Pengeluaran untuk pemerintah
  • Pengeluaran untuk ekspor dan impor.

Pada pendekatan pengeluaran, Anda dapat menghitungnya dengan menjumlahkan pengeluaran konsumsi total (rumah tangga dan pemerintah), pembentukan modal tetap bruto, inventori, ekspor, dan impor.

Bisa dengan menjumlahkan semua penghasilan masyarakat dalam setahun, atau menjumlahkan semua pengeluaran masyarakat. Semua jalan perhitungan menghasilkan data yang kurang lebih hampir sama.

Berbeda dengan metode perhitungan menggunakan parameter penghasilan dimana perolehan hasil didapat dengan cara menjumlahkan pendapatan semua karyawan, laba perusahaan, pendapatan hak cipta, pendapatan sewa dan pendapatan bunga bersih, metode dengan pendekatan pengeluaran dihitung dengan cara menjumlahkan konsumsi total, investasi, belanja negara dan ekspor bersih.

Bagaimana cara menghitung nilai GDP?

Cara Menghitung Gross Domestic Product (GDP)

Untuk menghitung GDP, Anda bisa menggunakan dua metode yaitu, GDP Nominal dan GDP Riil. Lalu, bagaimana cara membedakan antara GDP Nominal dan GDP Riil?

1. GDP Nominal

GDP Nominal mengukur nilai output pada periode waktu tertentu berdasarkan harga pasar atau harga yang berlaku pada periode tersebut.

Tetapi tingkat harga pada umumnya bisa meningkat karena inflasi, yang menyebabkan kenaikan GDP nominal meskipun jumlah barang dan jasa yang diproduksi tidak mengalami perubahan. Meskipun demikian, data GDP nominal tidak mencerminkan kenaikan harga.

2. GDP Riil

Sementara itu, GDP Riil mengukur nilai output dari satu periode tertentu berdasarkan pada harga dasar atau harga konstan.

BEA biasanya akan mundur ke kuartal atau tahun sebelumnya dan mengukur nilai barang dan jasa yang disesuaikan untuk mengukur inflasi. Inilah yang kemudian disebut GDP riil (real GDP).

Metode ini sering digunakan untuk mengukur pertumbuhan tahunan dikarenakan data tersebut memberikan gambaran yang lebih akurat akan perekonomian negara.

Meskipun sedikit rumit, pada dasarnya GDP nominal tidak memperhitungkan inflasi sedangkan GDP riil memperhitungkan inflasi.

Perbedaan keduanya penting, karena inilah menyebabkan mengapa beberapa laporan GDP mengalami revisi.

GDP per Capita Indonesia

Setelah mengetahui definisi, rumus dan cara menghitung GDP. Lalu, di Indonesia sendiri seperti apa keadaan GDP per kapitanya?

1. Apa Itu GDP per Capita?

Sebelum membahas mengenai besaran angkanya, perlu diketahui terlebih dulu bahwa GDP per capita atau PDB per kapita Indonesia berarti besaran pendapatan rata-rata penduduk di Tanah Air. Ini hasil dari pembagian pendapatan nasional dengan jumlah penduduk.

Angka dari GDP per capita sendiri bisa menjadi tolok ukur apakah suatu negara keadaan perekonomiannya makmur atau tidak, dan masyarakatnya sejahtera atau tidak.

2. Kondisi GDP per Capita Indonesia

Setelah mengetahi definisinya, mari kita lihat bagaimana kondisi GDP per capita Indonesia dari 10 tahun ke belakang (perhitungan dengan USD per kapita) berdasarkan data dari Bank Dunia:

  • 2010 = 3,122.36 USD
  • 2011 = 3,643.04 USD
  • 2012 = 3,694.36 USD
  • 2013 = 3,623.93 USD
  • 2014 = 3,491.63 USD
  • 2015 = 3,331.70 USD
  • 2016 = 3,562.81 USD
  • 2017 = 3,837.58 USD
  • 2018 = 3,893.86 USD
  • 2019 = 4,135.20 USD
  • 2020 = 3,869.59 USD
  • 2021 = 4,291.82 USD

Jika dilihat dari angka PDB per kapita di Indonesia dari tahun ke tahun dalam sepuluh tahun terakhir. Yang menarik adalah tahun lalu merupakan GDP per capita Indonesia tertinggi sepanjang masa.

Sementara itu, apabila dibandingkan dengan GDP negara lain di Asia, seperti Filipina dan India. Indonesia unggul secara signifikan. Dan, jika dilihat dari tren pertumbuhannya. Lebih ke arah yang positif di masa depan, terlepas dari adanya pandemi.

 

Pengaruh GDP terhadap suatu Negara

Pengaruh GDPSebagai suatu alat ukur perekonomian suatu negara, GDP memiliki beberapa manfaat diantaranya:

1. Mengukur laju pertumbuhan ekonomi nasional

GDP dapat membantu negara mengetahui sudah sejauh mana perekonomian dalam negerinya tumbuh. Pemerintah dapat menganalisis dari data yang ada terkait faktor manakah yang dapat dimaksimalkan dan mana yang masih perlu ditingkatkan.

2. Membandingkan kemajuan ekonomi antar negara

Setiap negara memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing. Masalahnya, tanpa ada alat ukur, kelebihan dan kekurangan menjadi salah satu hal yang sulit dibuktikan.

Dengan adanya GDP, negara-negara di dunia dapat membuktikan keunggulan masing-masing negara melalui data yg tertera.

3. Mengetahui struktur perekonomian suatu negara

Ini salah satu hal terpenting dari suatu negara. Negara bersangkutan dapat menjadikan data GDP yang mereka miliki sebagai bahan pengkajian terkait sektor-sektor mana yang harus ditingkatkan dan perlu perbaikan.

4. Sebagai landasan perumusan kebijakan pemerintah

Tanpa adanya data yang bisa diandalkan, kebijakan yang dihasilkan suatu negara akan sulit untuk dipastikan apakah akan berhasil atau tidak.

Dengan adanya data GDP, setidaknya pemerintah dapat memperoleh bantuan dalam merumuskan kebijakan yang dibuat.

Angka GDP yang tinggi diartikan dengan tingginya angka produksi. Tingginya angka produksi dihubungkan dengan daya beli masyarakat yang juga tinggi.

Inilah mengapa ketika angka GDP naik, muncul anggapan bahwa negara tersebut juga semakin sejahtera.

Selain itu, perekonomian suatu negara dianggap "sehat" apabila tingkat pengangguran rendah dan upah meningkat, karena sektor bisnis membutuhkan lebih banyak pekerja untuk mengimbangi pertumbuhan ekonomi.

Meskipun demikian, jika pertumbuhan GDP terlalu cepat, bank sentral (kalau di AS, adalah Federal Reserve/Fed) kemungkinan besar akan menaikkan tingkat suku bunga untuk mengimbangi laju inflasi.

Inilah yang sering menyebabkan harga barang dan jasa meningkat serta pengkreditan kendaraan dan perumahan akan menjadi semakin tinggi.

Jika begitu, bagaimana dengan sektor bisnis dan investor? Apakah mereka juga terkena pengaruh?

Tidak jauh berbeda dengan masyarakat. Pada sektor bisnis pun dampak akan terasa, di mana terjadi peningkatan biaya untuk pinjaman modal dan/atau membayar gaji/upah pekerja.

Namun jika angka GPD melambat, maka kekhawatiran akan terjadinya resesi akan berakibat pada meningkatnya jumlah pemutusan hubungan kerja dan menurunnya pendapatan bisnis serta belanja masyarakat.

Dalam dunia investor, para investor akan terus memantau pertumbuhan GDP untuk menilai apakah pertumbuhan ekonomi mengalami perubahan dengan cepat atau tidak, sehingga mereka akan bisa memutuskan penempatan aset mereka.

Memburuknya perekonomian akan menyebabkan penurunan keuntungan yang diperoleh para pengusaha, dimana akan berdampak negatif bagi nilai saham-saham perusahaan yang dimiliki investor.

Namun, data GDP dapat menjadi bantuan untuk para investor dalam memutuskan di negara mana peluang investasi terbaik untuk mereka.

Kebanyakan investor asing memilih untuk membeli perusahaan atau menanamkan modal di negara yang perekonomiannya berkembang.

Dengan kata lain jika banyak investor asing berdatangan ke suatu negara untuk menanamkan modal, mereka akan menganggap perekonomian negara tersebut sedang baik dan memiliki prospek yang cukup bagus.

Apa hubungan GDP dengan forex trading?

Kaitan GDP dan Forex Trading

Dalam forex trading, GDP menjadi salah satu parameter dimana trader bisa melihat pertumbuhan ekonomi suatu negara apakah sedang produktif atau sedang kontraksi (pertumbuhan melambat).

Para trader sering memperhatikan rilis data GDP dari negara-negara maju seperti Inggris, kawasan Euro, dan rilis data yang cukup populer yaitu dari USA.

Jika data tersebut naik, dampak selanjutnya yang akan terjadi adalah peningkatan belanja masyarakat yang berakibat kenaikan harga.

Kenaikan harga bisa memicu inflasi dan diikuti dengan perubahan kebijakan moneter (suku bunga). Perubahan kebijakan moneter tentu saja akan mempengaruhi nilai tukar mata uang.

Dalam forex trading, GDP merupakan salah satu data ekonomi penting (big figure) yang diperhatikan para trader untuk membaca potensi arah pergerakan pasar selanjutnya.

Dengan melihat uraian lengkap di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa GDP adalah faktor yang sangat penting untuk para trader dalam menilai perekonomian di suatu negara. Jika GDP tinggi, maka berkaitan dengan tingginya angka produksi yang kemudian berhubungan dengan daya beli masyarakat. Selain itu, para investor semakin tertarik untuk berinvestasi di negara tersebut

Itulah mengapa ketika angka GDP naik, muncul anggapan bahwa negara tersebut juga semakin sejahtera. Gambarannya, yaitu tingkat pengangguran rendah, upah meningkat, dan sektor bisnis berjalan tanpa hambatan berarti.

Sementara itu, daya beli masyarakat yang tinggi mengakibatkan adanya kenaikan harga yang memicu inflasi. Kemudian diikuti pula dengan perubahan kebijakan moneter (suku bunga) yang bakal mempengaruhi nilai tukar mata uang.

Selain itu, GDP juga merupakan salah satu indikator penting bagi para investor yang mempunyai dana investasi yang besar. GDP yang meningkat sangat menarik bagi para investor yang ingin menanamkan modal di suatu negara karena mengharapkan hasil imbal sesuai ekspektasi.

Secara sederhananya, jika Anda mendapatkan rilisan data terkait GDP suatu negara yang naik di angka 2% menuju ke 3%, maka kemungkinan mata uang negara tersebut akan menguat. Dan, Anda memiliki kesempatan membuka posisi buy.

Baca juga:

Hasil dari data ini dapat menggerakan pasar keuangan dan dapat dimanfaatkan oleh para trader untuk menghasilkan keuntungan.

Contohnya, jika anda mendapatkan rilisan data terkait US GDP naik di angka 2% menuju ke 3%, maka kemungkinan USD akan menguat.

Dengan kata lain, Anda bisa membuka posisi buy terhadap USD. Ini artinya, di antara transaksi buy/sell anda bisa membuka posisi sell GBP/USD, EUR/USD, atau buy USD/JPY.

Jangan lupa, untuk di setiap transaksi pun, Anda membutuhkan analisa dan perhitungan yang cermat!

Cara mudah raih potensi profit maksimal dari rilis data

Miliki QuickPro Apps dan dapatkan analisa mendalam untuk setiap rilis data dan berita penting yang dapat menggerakan harga melalui fitur Market Insight di QuikcPro Apps. Raih potensi profit maksimal dari trading Anda sekarang juga!

indikator-custom