Dolar memperpanjang penurunan dan sebagian saham Asia juga ikut jatuh setelah penurunan tak terduga karena data upah AS terkait prospek suku bunga, sementara itu jatuhnya harga minyak mentah telah memicu kekhawatiran atas inflasi. Obligasi Australia dan harga emas naik.
Indeks dollar spot jatuh pada hari kedua, melemah 0,2 persen di Tokyo ketika greenback melemah terhadap euro dan mata uang Korea Selatan won. Harga saham produsen komoditas mengalami penurunan sebanyak 0,4 persen pada Index Australia S & P / ASX 200, sedangkan index Kospi turun 0,1 persen di Seoul. Index berjangka Standard & Poor 500 turun 0,1 persen. Harga minyak turun setidaknya 1,2 persen di New York dan London. Imbal hasil bagi utang Australia dengan tenor 10-tahun jatuh empat basis poin. Harga Emas naik 0,2 persen karena harga perak melonjak.
Penurunan harga minyak ke level terendah dalam waktu sekitar 5 1/2 tahun telah meredam prospek inflasi global seperti Federal Reserve yang akan memulai mempertimbangkan kenaikkan suku bunga. Penurunan terbesar terjadi pada penghasilan per jam Amerika yang dibayangi dengan kenaikan curam pada perkiraan gaji 9 Januari, investor juga mencari aset haven di tengah kekhawatiran yang meluas terkait stimulus yang berpotensi tidak akan memicu pertumbuhan di kawasan Eropa.
Sementara itu, pejabat Federal Reserve setuju bahwa mereka tidak mungkin untuk menaikkan suku bunga sebelum akhir April, beberapa pejabat yang bersangkutan mengatakan bahwa inflasi masih bisa tetap di bawah target, menurut risalah rapat Desember bank sentral yang dirilis pekan lalu. Harga konsumen AS naik 0,7 persen pada Desember dari tahun sebelumnya, dari tingkat terendah sejak 2009. Presiden Fed Chicago, Charles Evans mengatakan biaya pinjaman tidak harus ditingkatkan sebelum 2016 dalam sebuah wawancara, dengan menambahkan bahwa data upah adalah indikasi inflasi masih lemah. Presiden Fed Minneapolis, Narayana Kocherlakota, yang tidak memberikan suara pada kebijakan tahun ini, mengatakan dalam pidato pekan lalu bahwa menaikkan suku bunga pada 2015 akan "menghambat" laju pemulihan inflasi AS. The Fed belum memberikan stimulus yang cukup untuk dapat mencapai target harga pertumbuhan.
Harga minyak mentah West Texas Intermediate turun 1,5 persen menjadi $ 47,64 per barel di perdagangan awal pada hari ini, setelah jatuh tenggelam 8,2 persen di pekan lalu. Harga minyak Brent turun 1,3 persen menjadi $ 49,47 per barel, setelah mencapai harga terendah sejak pertengahan 2009 pada tanggal 9 Januari, minyak Brent melemah sebanyak 11 persen di pekan lalu, yang merupakan kinerja terburuk sejak lima hari hingga 28 November.