- Minyak mentah naik tipis menutup penurunan dari awal sesi karena ekspektasi kenaikan permintaan China
- Pembatasan lebih lanjut pada ekspor Rusia menjaga pasokan pasar akan tetap ketat.
- Tetapi perlambatan ekonomi global, kemungkinan kenaikan suku bunga yang agresif menahan kenaikkan minyak mentah
Minyak berjangka naik tipis pada hari Kamis, memulihkan penurunan dari awal sesi karena perkiraan kenaikan permintaan China dan pembatasan lebih lanjut pada ekspor Rusia menunjukkan pasokan pasar akan tetap ketat.
Minyak mentah berjangka Brent naik 36 sen, atau 0,4%, menjadi $85,34 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 21 sen, atau 0,3%, menjadi $79,69.
Kepala Badan Energi Internasional (IEA), Fatih Birol, mengatakan pada hari Kamis bahwa pasar energi bisa lebih ketat pada tahun 2023, menambahkan bahwa ia berharap harga tidak akan naik lebih jauh untuk mengurangi tekanan pada negara-negara berkembang pengimpor energi.
Tetapi hambatan ekonomi global, kemungkinan kenaikan suku bunga yang agresif dan dolar AS yang lebih kuat semuanya membebani permintaan minyak.
Yang juga bearish untuk minyak adalah lonjakan mengejutkan dalam stok minyak mentah AS dan kekhawatiran resesi yang meningkat dengan data penjualan ritel dan output AS yang mengecewakan.
Data dari American Petroleum Institute menunjukkan persediaan minyak mentah AS naik sekitar 7,6 juta barel dalam pekan yang berakhir 13 Januari, kata sumber pasar.
Perkiraan rata-rata rata-rata dari jajak pendapat Reuters terhadap sembilan analis adalah penurunan sekitar 600.000 barel.
Ingin berita dan insight yang lebih powerful?
Miliki berita dan data fundamental yang lebih tajam, insight yang lebih powerful dan trading toolbox yang lengkap dengan berbagai fasilitas ekslusif khusus untuk membantu memaksimalkan hasil trading Anda
