-
HIGHLIGHT
-
Minyak mentah kembali tertekan karena peningkatan kasus Covid-19 di Amerika Serikat berpotensi menekan permintaan minyak mentah
-
WTI melemah 1,6%, masih berpotensi kembali melemah ke area $37 kalau produsen shale oil AS kembali beroperasi
-
Harga minyak mentah kembali melemah karena kasus Covid-19 meningkat terutama di Amerika Serikat (AS). Beberapa negara masih melanjutkan lockdown sebagian yang berpotensi menekan permintaan minyak mentah.
Brent crude LCOc1 turun sebesar 66 sen dolar atau 1,6% ke kisaran $40.36 per barrel sementara minyak mentah AS terpantau di kisaran $37.97 pada hari Senin (29/6) pukul 08.45 WIB, turun sekitar 1,6%.
Brent sempat menguat dan berpotensi menutup bulan Juni dengan tiga penguatan bulanan berturut-turut karena OPEC+ memangkas produksi dan permintaan minyak mentah sempat menguat karena banyak negara melonggarkan lockdown.
Meskipun demikian, Reuters melaporkan bahwa kemarin kasus Covid-19 global tembus 10 juta, di mana India dan Brazil masih berjuang mengatasi pertumbuhan 10 ribu kasus per hari. Kasus baru juga dilaporkan di China, New Zealand dan Australia, sehingga pemerintah negara-negara tersebut kembali menerapkan pembatasan sosial.
Menurut analis ANZ sebagaimana dikutip oleh Reuters, pasar masih resah akan pulihnya permintaan minyak karena pemerintah AS meninjau ulang strategi pembukaan aktivitas ekonomi mereka, terutama untuk negara bagian Texas, Florida dan California.
Selain itu, meskipun OPEC+ memangkas produksi, cadangan minyak AS justru memperlihatkan angka tertinggi sepanjang masa. Masih menurut ANZ, masih ada kemungkinan harga minyak akan tertekan lgi jika para produsen shale oil AS kembali mengoperasikan sumur-sumur minyak mereka.
Ingin trading dengan lebih pasti dan percaya diri?
Daftar QuickPro sekarang juga dan dapatkan peluang trading secara real-time tanpa perlu khawatir peluangnya terlewat. Dengan QuickPro, Anda akan dipandu menjadi seorang trader pro!
