- Dollar slips, euro Dolar tergelincir karena Fed diperkirakan tidak adak terlalu agesif dalam menaikkan suku bunga.
- Data penjualan eceran Amerika Serikat masih bagus.
- Pelaku pasar masih memantau perkembangan di Ukraina.
Indeks Dolar AS kemarin melemah setelah notulen rapat Fed yang diumumkan menyiratkan bahwa para pejabat Fed mungkin tidak akan terlalu agresif dalam menaikkan suku bunga.
Menurut notulen rapat yang diadakan di bulan Januari, para pejabat Fed sepakat bahwa dengan meningkatnya laju inflasi dan kuatnya data tenaga kerja, memang sudah waktunya untuk menaikkan suku bunga. Akan tetapi keputusan tersebut akan tergantung pada perkembangan data yang diperhatikan pada setiap rapat.
Sebelumnya, Presiden Fed cabang St. Louis, James Bullard, menekankan perlunya menaikkan suku bunga lebih agresif, mengingat data ekonomi Amerika Serikat yang lebih kuat daripada perkiraan, termasuk data penjualan eceran kemarin, mendukung untuk langkah tersebut.
Pernyataan Bullard tersebut memunculkan ekspektasi bahwa Fed akan menaikkan suku bunga secara agresif dan memberikan tenaga bagi USD.
Indeks dolar melemah 0,3% sementara euro menguat 0,2% setelah notulen rapat tersebut diumumkan. Terhadap yen Jepang, USD melemah 0,2% dan melemah 0,4% terhadap Swiss franc.
Faktor geopolitik yang juga masih dipantau adalah krisis Ukraina. NATO menyatakan bahwa Rusia masih terus mempersiapkan pasukan di sekitar perbatasan Ukraina kemain, meskipun Rusia memperlihatkan bahwa mereka menarik mundur pasukannya.
Kementrian pertahanan Rusia mengatakan bahwa pasukan mereka ditarik mundur setelah melaksanakan Latihan di distrik militer selatan dan barat, dekat Ukraina.
Ingin berita dan insight yang lebih powerful?
Miliki berita dan data fundamental yang lebih tajam, insight yang lebih powerful dan trading toolbox yang lengkap dengan berbagai fasilitas ekslusif khusus untuk membantu memaksimalkan hasil trading Anda
