- Harga emas naik lebih dari 1% seiring koreksi yang terjadi pada USD.
- Klaim pengangguran AS tercatat naik di luar dugaan, memunculkan kembali kekhawatiran resesi ekonomi.
- Emas masih dianggap sebagai instrumen safe haven, tapi harus bersaing dengan USD karena adanya rencana Fed menaikkan suku bunga secara agresif.
Harga emas naik lebih dari 1% kemarin (Kamis, 20/5/2022). Koreksi yang terjadi pada dolar dan obligasi Treasury AS membuat emas kembali, terlebih karena data klaim pengangguran Amerika Serikat (AS) di luar dugaan tercatat naik sehingga kembali memunculkan kekhawatiran resesi ekonomi.
Harga emas sempat jatuh mendekati level terendah 4 bulan di hari Senin (16/5/2022). Penguatan emas saat ini sudah mencapai 3% seiring dolar terkoreksi dari level tertinggi 20 tahunnya.
Koreksi yang terjadi pada USD membuat logam mulia menjadi lebih murah bagi investor yang tidak memiliki USD. Salah satu faktor yang melatarbelakangi koreksi yang terjadi pada USD adalah data klaim pengangguran mingguan yang naik di luar dugaan, sementara faktor yang mendukung penguatan emas adalah tanda-tanda bahaya resesi yang membuat para pelaku pasar melepas saham dan kembali pada aset-aset safe haven seperti emas.
Harga emas masih dianggap sebagai instrumen anti inflasi. Meskipun demikian, logam mulia tersebut harus bersaing dengan USD yang juga dianggap sebagai alternatif safe haven, terlebih Federal Reserve (Fed) telah menegaskan akan menjalankan kebijakan moneter super ketat dengan menaikkan suku bunga secara agresif untuk mengatasi inflasi. Ketika suku bunga naik, biasanya minat pasar untuk mengoleksi logam mulia akan berkurang.
Ingin berita dan insight yang lebih powerful?
Miliki berita dan data fundamental yang lebih tajam, insight yang lebih powerful dan trading toolbox yang lengkap dengan berbagai fasilitas ekslusif khusus untuk membantu memaksimalkan hasil trading Anda