FOREXimf.com - Mungkin kalian bertanya-tanya, bagaimana mungkin akun mikro, yang nota bene adalah akun yang modal awalnya super duper kecil, bisa menjadi penyelamat saya di dunia trading forex? Bukankah trader-trader forex yang kondang dan sukses itu modalnya ratusan juta, bahkan miliaran rupiah?
Betul, sih. Tapi tahukah kalian, bahwa bahkan sekelas Warren Buffet saja, The Oracle of Omaha, salah satu orang yang berada di jajaran investor terkaya di dunia saja, memulai karir tradingnya di tahun 1941 dari modal $100 yang dikumpulkannya dari hasil investasi sebelumnya dan sebagian pinjaman dari keluarganya. Di tahun 1941, uang sebesar $100 itu setara dengan $1,780 saat ini, jika kita memperhitungkan inflasi. Dan kalian tahu, berapa nilai investasi Buffet saat ini? $105 miliar menurut Forbes di tahun 2021.
Saya tentu masih jauh di bawah level Warren Buffet. Jauh banget. Saya mengutip informasi soal Buffet, hanya ingin mengatakan pada kalian bahwa – seperti kata pepatah Inggris, “Every journey starts with a single step,” – bisnis yang sekarang terlihat besar (bahkan raksasa!) sangat bisa jadi dimulai dari modal yang tidak terlalu besar juga.
Trader-trader kondang dan sukses yang kalian lihat di televisi, majalah, atau internet; jika memang benar mereka trader; juga sangat bisa jadi memulai karir trading mereka dari akun “receh”.
Jadi, simak kisah saya sampai selesai, maka kalian akan tahu bagaimana akun mikro menyelamatkan karir trading forex saya.
Perkenalan Pertama Dengan Trading
Perkenalan pertama saya dengan dunia trading forex adalah saat saya masih kuliah, di awal-awal tahun 2000-an.
Waktu itu ada seorang teman saya (dia anak orang kaya, by the way) yang sering memperlihatkan portofolio tradingnya. Waktu itu dia trading di salah satu pialang berjangka di sebuah kota yang terkenal sebagai “Kota Pelajar”. Teman tersebut berkali-kali bercerita bahwa dia bisa mendapatkan dua juta rupiah hanya dalam hitungan jam, bahkan menit. Pokoknya dia membuat saya kagum dan berpikir, “Wow, duit cepat, nih!”
Sebagai mahasiswa dengan status sosial dan ekonomi menengah (hampir ke bawah, sebenarnya), tentu saja saya tergiur. Tetapi waktu itu saya belum punya cukup modal, karena waktu itu setahu saya syarat minimum untuk membuka akun trading minimal di angka tiga puluh juta rupiah. Tentu saja, sebagai mahasiswa relatif kere, saya harus menahan diri dulu.
Yang saya lakukan kemudian adalah sering mengikuti teman tersebut ke kantor pialang untuk melakukan trading. Waktu itu internet belum musim, smartphone apalagi. Transaksi masih dilakukan melalui telepon. Jadul, pokoknya.
Saking seringnya menemani teman tersebut, sedikit banyak saya jadi tahu cara melakukan analisis dan transaksi. Bahkan terkadang saya ikut urun rembug, transaksi apa yang sebaiknya dilakukan. Lebih ke sotoy sih, sebenarnya.
Tetapi, meskipun sotoy, beberapa kali analisis saya ternyata cukup jitu, sehingga teman saya itu semakin sering mengajak saya menemani dia trading. Saya pun dengan senang hati mengikutinya, sebab tiap kali dia menarik keuntungannya, saya selalu kecipratan meskipun cuma 100 ribuan. Cukup besar untuk ukuran mahasiswa semi-kere seperti saya, waktu itu.
Meskipun, pada akhirnya “karir trading” teman saya itu juga terhenti, karena dia menjadi terlalu greedy dan tak bisa mengontrol emosi saat trading. Tapi itu cerita lain yang akan saya kisahkan di tulisan lain.
Saya sendiri move on, bergelut dengan skripsi dan akhirnya – dengan tertatih-tatih – berhasil lulus.
Nyebur ke Dunia Trading Forex
Tahun 2005 saya berhasil lulus kuliah. Seperti sarjana pada umumnya dengan mindset kuliah-lulus-cari kerja, saya pun turut dalam pertarungan di dunia kerja: mengirim lamaran kerja ke sana ke mari sebagai fresh graduate.
Entah bagaimana ceritanya, saya pun nyangkut di salah satu pialang berjangka. Singkat cerita, saya mempelajari banyak hal tentang trading di situ. Saya mempelajari A to Z tentang trading dengan semangat yang membara, meskipun ujung-ujungnya saya ditarget untuk mendapat nasabah bagi perusahaan pialang tersebut.
Saya banyak bertanya ke trader-trader senior, hingga ke staf analis di perusahaan tersebut, sampai saya merasa memiliki dasar keilmuan yang cukup kuat setidaknya untuk menjadi trader harian. Saya juga mulai bergabung ke komunitas-komunitas trader di forum-forum online, mengasah keterampilan dan menambah pengetahuan saya sambil tetap menjalankan fungsi mendapatkan nasabah bagi perusahaan.
Pada akhirnya saya memang sukses mendapatkan beberapa nasabah dengan modal yang cukup besar. Berbekal surat kuasa dari mereka, saya mulai melakukan transaksi atas nama mereka dan cukup sukses. Keuntungan yang mereka dapatkan bisa dikatakan cukup besar untuk ukuran waktu itu.
Racun Pertama: Mulai Trading Dengan Modal Sendiri
Pengalaman kesuksesan mengelola dana nasabah akhirnya membuat saya berpikir, “Masa sih, mau selamanya hidup makan komisi transaksi doang? You got the skill, kenapa nggak trading dengan modal sendiri?”
Akhirnya saya memutuskan untuk juga memulai trading. Saya fokus pada trading forex dan emas karena potensi keuntungannya yang besar. Tentu saja, perjalanan trading saya tidak mulus-mulus amat.
Waktu itu sebenarnya secara psikologis, saya belum matang sebagai trader. Ternyata berbeda trading dengan modal sendiri dibandingkan dengan mengelola modal orang lain. Greedy-nya lebih parah, tapi ini juga akan kita bahas di lain kesempatan.
Saya sering salah dalam mengambil keputusan dan mengalami beberapa kali kerugian dan modal saya tergerus.
Namun, saya bukan tipe orang yang gampang menyerah begitu saja. Saya terus belajar dan belajar dari pengalaman dan tentu saja: terus meng-upgrade ilmu dan mencoba untuk memperbaiki teknik dan strategi trading saya.
Beberapa waktu kemudian, ketika saya mulai melihat hasil riset saya, saya pun memutuskan untuk kembali memulai trading. Tetapi masalah baru muncul: duit untuk modal awal sudah tak cukup.
Tetapi kemudian saya menemukan jenis akun yang berspesies “akun mikro”, dengan minimum lot yang jauh lebih kecil dan persyaratan deposit awal yang juga jauh lebih rendah.
I’m Back!
Akun mikro bisa membuat saya kembali terjun di dunia trading. Dengan menerapkan trading plan yang tepat, saya bisa sedikit demi sedikit mengembalikan kerugian yang pernah saya derita sebelumnya.
Apalagi lot yang dipergunakan bisa lebih fleksibel dibanding sebelumnya. Sebagai informasi, di awal trading di pialang lokal Indonesia, lot minimum adalah 1 lot, sehingga sulit untuk bisa menerapkan position sizing dengan baik.
Position sizing adalah metode untuk menentukan besaran lot, agar kita transaksi yang kita lakukan tidak melebihi batas toleransi risiko kita. Seringkali menurut perhitungan position sizing, mestinya transaksi yang dilakukan tidak lebih dari 0.02 lot, misalnya. Tapi karena lot minimumnya 1, atau katakanlah 0.1 lot, jadi terpaksa kita ambil transaksi sebesar 0.1 lot. Padahal ini melebihi toleransi risiko kita, sehingga terjadilah overtrade, alias trading melebihi kemampuan modal.
Dengan akun mikro saya bisa dengan sangat fleksibel mengatur jumlah lot sesuai dengan trading plan saya. No more overtrade. Dan hasilnya bisa ditebak: saya berhasil mengembalikan kerugian yang diderita sebelumnya, meskipun secara bertahap.
Jadi, keberadaan akun mikro jelas membantu saya, yang sempat terkapar dihajar pasar.
Cocok Untuk Pemula Juga
Akun mikro juga cocok untuk trader pemula. Kalian yang baru memulai trading, tetapi belum cukup yakin bahwa bisnis ini memang bisa menguntungkan, bisa memulai dengan modal kecil yang terjangkau dan sesuai dengan toleransi risiko yang kalian miliki.
Perlahan, setelah kalian bisa dan terbiasa meraih profit demi profit, kalian bisa memperbesar modal, hingga pada akhirnya kalian akan bisa melakukan transaksi seperti trader-trader terkenal di luar sana.
Pastikan Keamanan Dana!
Dulu saya memulai trading di akun mikro melalui broker luar negeri, yang sebenarnya itu pun negeri antah berantah. Banyak sekali broker yang mengaku memiliki legalitas regulasi luar negeri, tapi ternyata abal-abal.
Saya juga dulu khawatir menaruh dana di broker seperti itu. Satu hal yang jadi pemikiran saya, “Kalau broker ini bermasalah, saya harus mengadu ke mana?”
Tidak mungkin dong, saya harus mengeluarkan dana belasan juta rupiah untuk melacak broker itu sampai ke Cyprus, atau Rusia, misalnya. Hanya untuk mengurus akun beberapa juta atau beberapa ratus ribu rupiah saja, tentu boros sekali.
Maka, saya sarankan buka akun mikro dari pialang lokal yang teregulasi Bappebti. Keamanannya jauh lebih terjamin, karena 100% dana kalian dijamin oleh pemerintah Republik Indonesia.
Jadi, kalian baru mau mulai trading? Segera saja, buka akun mikro kalian.
Happy hunting.
Jadi sudah siap untuk trading forex? Buka Akun Mikro Sekarang!
Jangan khawatir. Dengan membuka real account dan bergabung menjadi nasabah FOREXimf, Anda akan di pandu menjadi seorang trader pro melalui berbagai fasilitas terbaik dan layanan premium yang dapat membantu Anda memaksimalkan potensi profit dari trading forex.