APAKAH DUKUNGAN TRUMP KE ISRAEL AKAN DONGKRAK HARGA EMAS?

12 June 2019 in Blog - by Eko Trijuni
Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali melontarkan pernyataan yang mengguncang pasar global dengan menyatakan dukungan bagi Israel untuk memindahkan ibukotanya dari Tel Aviv ke Jerusalem. Bahkan Presiden Trump disebut-sebut akan memulai proses pemindahan kedutaan Amerika Serikat dari Tel Aviv ke Jerusalem.

USD sempat terkoreksi terhadap yen setelah pernyataan Presiden Donald Trump yang disampaikan pada hari Rabu (6/12/2017) tersebut. Pernyataan Trump tersebut dinilai membahayakan proses perdamaian yang sedang diupayakan di Timur Tengah sekaligus membuat para sekutu terlebih musuh Washington kecewa. Pernyataan Trump tersebut disikapi oleh pasar dengan sikap "risk off" yang memperlemah USD dan juga memberikan sedikit dukungan bagi harga emas meskipun hanya sementara.

Masih ada kemungkinan meskipun mungkin untuk jangka pendek sentimen risk off ini masih akan berlanjut untuk sementara waktu. Akan tetapi tetap ada kemungkinan para pelaku pasar akan mencoba untuk mengincar peluang untuk menjalankan strategi "buy on dips", sehingga bisa saja USD akan kembali rebound dalam waktu yang tidak terlalu lama. Sentimen risk off biasanya memang diikuti oleh penguatan harga emas, karena isu-isu geopolitik cenderung akan menimbulkan ketidakpastian (uncertainty) pasar yang sangat tidak disukai oleh para pelaku pasar.

Jika sentimen risk off meningkat maka para pelaku pasar biasa membidik yen dan emas sebagai tempat "pelarian" sementara. Inilah yang menyebabkan USD melemah terhadap yen dan harga emas sedikit menguat kemarin. Pertanyaannya adalah, "Apakah sentimen risk off ini akan mampu mendongkrak harga emas lebih lanjut?" Jika dilihat hanya dari sudut pandang analisa teknikal emas semata, maka jawaban untuk pertanyaan di atas akan relatif lebih mudah. Kita bisa melihat bahwa dalam trading emas saat ini, harga emas masih bergerak di area support jangka menengah di kisaran $1,260 per troy ounce.

Kondisi oversold pun masih terlihat di stochastic daily. Meskipun misalnya nanti terjadi breakout ke bawah area support tersebut, untuk outlook jangka panjang masih ada potensi rebound apabila breakout yang terjadi dianggap tidak signifikan. Apalagi jika nanti terjadi false breakout, yaitu kondisi ketika harga emas berhasil naik ke atas kisaran $1,260 per troy ounce. Tetapi mau tidak mau saat ini kita menghadapi setidaknya dua isu fundamental emas hari ini, yang pertama tentu adalah dukungan Donald Trump untuk Jerusalem sebagai ibukota Israel sebagaimana yang dibahas di atas.

Yang ke dua adalah ekspektasi kenaikan suku bunga AS oleh Federal Reserve yang akan diputuskan di bulan Desember ini. Federal Reserve (Fed) diduga kuat akan menaikkan suku bunga pada pertemuan yang akan diumumkan tanggal 13 Desember 2017 (14 Desember 2017 pukul 02.00 WIB) sebesar 25 basis poin dari 1,25% menjadi 1,50%. Kantor berita Reuters melaporkan bahwa hampir bisa dipastikan bahwa Fed akan menaikkan suku bunga di bulan ini, menurut polling yang dilakukan oleh Reuters sendiri terhadap sejumlah ekonom. Bahkan mayoritas memperkirakan akan ada kenaikan suku bunga sebanyak tiga kali lagi di tahun 2018.

Fed sendiri di tahun telah menyatakan bahwa mereka akan menaikkan suku bunga sebanyak tiga kali di tahun ini. Sejauh ini, Fed telah menaikkan suku bunga mereka sebanyak dua kali di tahun 2017, yaitu di bulan Maret dan Juni lalu masing-masing sebesar 25 basis poin. Itu artinya masih tersisa satu kali lagi kesempatan bagi Fed untuk menaikkan suku bunga di tahun ini, dan itu adalah di bulan ini. Ekspektasi kenaikan suku bunga ini ditambah dengan ekpektasi tiga kali kenaikan lagi di tahun 2018 berpotensi memberikan dukungan bagi USD, dengan kata lain mungkin akan memiliki kekuatan untuk memunculkan kembali sentimen risk on. Jika memang itu yang terjadi, bukan tidak mungkin harga emas akan kembali mendapatkan tekanan dan bisa saja akan merosot hingga ke level support teknikal di kisaran $1,240.72 per troy ounce.