Yen bertahan menguat terhadap dolar dan euro pada Jumat pagi, setelah melonjak terhadap semua mata uang setelah Bank of Japan menahan diri dari menambah stimulus segar sementara sterling terpantau rebound.
US Dolar terakhir diperdagangkan dikisaran di 104,35, setelah sempat jatuh sejauh 103,555 atau terendah yang tidak terlihat sejak 2014. Euro dikisaran 117,00, setelah meluncur ke palung tiga tahun terendah dikisaran 115,51.
Yen berada di antara para pemain terkuat setelah pertemuan BOJ meski ada kekhawatiran pasar dari gejolak global segar jika Inggris keluar dari Uni Eropa. Kampanye untuk pemungutan suara pekan depan telah ditangguhkan setelah anggota British parlemen, juga seorang pengacara vokal untuk Inggris tetap menjadi anggota Uni Eropa, ditembak mati di jalan.
Sterling bangkit kembali di atas $ 1,4200, berbalik dari ke level terendah dua bulan dikisaran $ 1,4013. Langkah dramatis ini cerminan bagaimana gelisahnya pasar. Mempersiapkan apa yang bisa menjadi hal yang sangat volatile selama 24 jam dalam seperempat abad, dunia perbankan terbesar termasuk Citi dan Goldman Sachs (NYSE: GS) berencana untuk merancang pedagang senior untuk bekerja sepanjang malam terkait referendum.
Komentar dari pejabat di Jepang dan Swiss juga menunjukkan bahwa bank sentral juga berjaga-jaga untuk setiap kejatuhan pasar minggu depan. Juga meninggalkan dalam bayang-bayang, dolar Australia menguat di atas 73 sen Amerika Serikat dan hampir tidak berubah pada pekan ini.
Dengan referendum Inggris dan testimoni Ketua Federal Reserve Janet Yellen minggu depan, investor cenderung untuk gelisah dan menunggu sebelum akhir pekan.
