US Dollar (USD) mengawali perdagangan di pekan ini dengan penguatan seiring dengan kembali munculnya optimisme bahwa Federal Reserve (Fed) akan menaikkan suku bunga bulan depan. Sementara itu yen sedikit melemah setelah data ekonomi yang dirilis memperlihatkan bahwa perekonomian Jepang mengalami pelambatan di kuartal ke-2 tahun 2015.
USD perlahan mulai pulih dari pelemahan yang terjadi di pekan lalu setelah People's Bank of China (PBOC) secara mengejutkan mendevaluasi yuan. Langkah Beijing tersebut membuat pasar khawatir bahwa pelemahan yuan akan memberikan dampak negatif pada perekonomian Amerika Serikat (AS) dan akan mempersulit langkah Fed untuk menaikkan suku bunga. Namun data ekonomi yang dirilis pada hari Jumat (14/8) sedikit memberikan kejelasan mengenai prospek kenaikan suku bunga Fed bulan September mendatang.
Di bulan Juli, kenaikan harga produsen AS memasuki bulan ke-3 berturut-turut. Produksi di sektor manufaktur juga naik dan tercatat di angka tertinggi dalam delapan bulan. Kendatipun, data-data positif tersebut seakan dinetralkan oleh rilis indeks keyakinan konsumen dari University of Michigan yang di luar dugaan memperlihatkan penurunan.
Euro diperdagangkan di kisaran $1.1097, turun darui level tertinggi bulanan 1.1215. Terhadap yen, USD menguat ke kisaran 124.31, tertahan oleh area resistance kuat di kisaran 125-126. Gubernur Bank of Japan, Haruhiko Kuroda, di bulan Juni lalu mengatakan bahwa ia tidak meliaht ada alasan untuk membiarkan pelemahan yen melebihi area tersebut.
Yen sedikit melemah setelah data GDP Jepang memperlihatkan penyusutan sebesar 1,6 persen untuk periode April-Juni, turun dibandingkan periode Jamuari-Maret. Meskipun demikian, penurunan tersebut masih lebih baik daripada perkiraan para ekonom, yang memperkirakan penyusutan sebesar 1,9 persen.