RENCANA STIMULUS ECB DAN YUNANI SERET EURO

05 January 2015 in Berita Seputar Forex, Emas & Oil - by Eko Trijuni
Euro jatuh ke level terendah yang tercatat sejak hampir dalam sembilan tahun terakhir, melemah terhadap USD di tengah spekulasi yang berkembang bahwa European Central Bank (ECB) akan mulai membeli obligasi pemerintah alias meluncurkan quantitative easing (QE). Mata uang eropa tersebut melemah terhadap hampir semua mata uang utama dunia seiring dimulainya pemilu di Yunani. Ditengarai, pemilu tersebut kemungkinan besar akan dimenangkan oleh pihak oposisi yang menetang program penghematan ekonomi. Yen sendiri menguat ke level tertinggi 8-minggu terhadap euro seiring pelemahan bursa saham yang mendorong permintaan akan yen. Sebelumnya, euro sempat tergelincir ke kisaran 1.1864 yang merupakan level terlemah sejak Maret 2006. Terhadap yen, euro melemah sekitar 0,5 persen di kisaran 143.92 setelah sempat jatuh ke kisaran 143.26, yang merupakan level terendah sejak 11 November. Sementara itu, yen sendiri menguat sedikit sebesar 0,1 persen terhadap USD. Pasar Tunggu ECB dan Hasil Pemilu Yunani Presiden ECB, Mario Draghi, mengatakan bahwa ia tidak bisa melawan deflasi dan memberikan indikasi bahwa ECB kemungkinan besar akan mulai meluncurkan stimulus berskala besar. "Resiko (deflasi) tidak sepenuhnya bisa diabaikan, namun bisa dibatasi," katanya dalam sebuah wawancara dengan sebuah suratkabar Jerman. "Kami harus beraksi mengatasi resiko tersebut," lanjutnya. Dewan gubernur ECB dijadwalkan akan mengadakan pertemuan pada tanggal 22 Januari mendatang. Ada kemungkinan program stimulus yang akan diluncurkan oleh ECB akan diputuskan dan diumumkan pada pertemuan tersebut. Pemimpin oposisi Yunani, Alexis Tsipras, mengatakan bahwa partainya (Syriza) akan menentang dan mengakhiri program penghematan ekonomi yang digagas oleh Jerman. Kanselir Jerman, Angela Merkel, dikabarkan siap untuk menerima pengunduran diri Yunani. Berlin memandang bahwa hal itu tidak bisa dihindari jika Syriza menang. Yunani dijadwalkan akan menyelenggarakan pemilihan umum pada tanggal 25 Januari mendatang. Pekan lalu, euro telah jatuh sejauh 0,5 persen, sementara itu dollar berhasil menguat 1,3 persen dan yen menguat 1,6 persen.