- Emas menguat seiring pelemahan USD ke level terendah bulanan.
- Analis senior City Index belum yakin bahwa pelemahan dolar sudah berakhir.
- Pimpinan Fed Kansas City meyakini Fed akan menaikkan suku bunga di atas 2% hingga Agustus, tidak menutup kemungkinan akan dilanjutkan.
Harga emas menguat kemarin (Selasa, 24/5/2022) seiring pelemahan dolar AS (USD) ke level terendah bulanan, menyusul pelemahan dua hari berturut-turut. Pelemahan USD ini membuat harga emas menjadi lebih murah bagi para pelaku pasar mata uang asalnya bukan USD.
Harga spot emas ditutup menguat 0,7% ke area $1866.63 per troy ounce yang merupakan level tertinggi sejak 10 Mei. Sementara itu USD yang merupakan “rival” safe-haven dari emas, melemah terhadap mata uang utama dunia seiring dengan turunnya imbal hasil obligasi Treasury.
Analis pasar senior City Index, Matt Simpson, berkata, “Pelemahan dolar telah membantu emas untuk kembali bergerak di atas harga rata-rata 200 hari, dan kami belum yakin pelemahan dolar sudah berhenti.”
Presiden Federal Reserve (Fed) Kansas City, Esther George, kemarin mengatakan bahwa ia meyakini bahwa Fed akan menaikan target suku bunga di atas 2% hingga bulan Agustus. Aksi selanjutnya akan tergantung pada bagaimana dampak inflasi terhadap permintaan dan penawaran. Jika suku bunga Fed naik, biasanya emas akan menjadi kurang atraktif bagi para investor.
Ingin berita dan insight yang lebih powerful?
Miliki berita dan data fundamental yang lebih tajam, insight yang lebih powerful dan trading toolbox yang lengkap dengan berbagai fasilitas ekslusif khusus untuk membantu memaksimalkan hasil trading Anda