Penguatan saham-saham Asia memasuki hari ke-5, seiring penguatan Nikkei yang luar biasa hingga menyentuh level tertinggi sejak lebih dari 18 tahun terakhir. Nikkei 225 hari ini menguat sejauh sekitar 0,4 persen dibandingkan kemarin. Sejak awal tahun 2015 hingga saat ini Nikkei telah berhasil menguat sejauh 20 persen.
Pasar modal Amerika Serikat dan Eropa juga memperpanjang penguatan di hari Selasa, dilatarbelakangi oleh menguatnya data ekonomi yang merupakan pentunjuk mengenai kapan Fed akan menaikkan suku bunga. Selain itu, optimisme bahwa kesepakatan antara Yunani dengan krediturnya akan segera tercapai memperkuat sentimen positif.
Perekonomian Jepang sendiri telah membaik dan keuntungan yang dicapai oleh perusahaan-perusahaan juga meningkat. Fokus pasar saat ini adalah prospek arah kebijakan moneter di Amerika Serikat, di mana pasar memperkirakan akan ada kenaikan suku bunga yang akan dilakukan secara bertahap. Para pelaku pasar juga memantau perkembangan situasi terkait Yunani dan kawasan euro.
Kontrak indeks futures mini Standard & poor's 500 menguat kurang dari 0,1 persen setelah sempat menguat sejauh 0,1 persen di hari Selasa. Sentimen positif didapatkan dari data pembelian perumahan yang naik di bulan Mei menjadi 546.000, yang merupakan data terkuat sejak Februari 2008. Laporan lain dari Departemen Perdagangan Amerika Serikat memperlihatkan bahwa tingkat pemesanan barang pabrikan untuk perlengkapan bisnis juga naik di bulan lalu, yang merupakan kenaikan ke-2 di tahun ini.
Menurut salah seorang gubernur Fed, Jerome Powell, kemungkinannya adalah 50-50 untuk perbaikan ekonomi AS hingga menjadi alasan yang cukup kuat bagi Fed untuk menaikkan suku bunga di bulan September. Ia juga memperkirakan bahwa FOMC akan kembali menaikkan suku bunga di bulan Desember.
