- Imbal hasil Treasury AS 10-tahun bergerak di atas 5%, menjaga dolar mendapat dukungan
- Pelaku pasar menunggu data penting minggu ini, termasuk pertemuan Bank Sentral Eropa, dan rilis data GDP AS
- Risiko perang Israel terhadap kelompok Islam Hamas menjadi konflik regional yang lebih luas membuat pasar tetap waspada
Imbal hasil Treasury AS 10-tahun bergerak di atas 5%, menjaga US dolar tetap menguat, sementara pada hari sebelumnya yen Jepang melemah sebentar melewati level 150 per dolar.
Pelaku pasar sedang menunggu beberapa peristiwa minggu ini, termasuk pertemuan Bank Sentral Eropa, dan rilis data PDB AS serta ukuran inflasi pilihan Federal Reserve.
Namun berita utama pada awal minggu adalah imbal hasil (yield) Treasury AS tenor 10 tahun yang mencapai 5,021%, yang merupakan tahap terbaru dari aksi jual tanpa henti di pasar obligasi pemerintah, didorong oleh investor yang menerima bahwa bank sentral akan mempertahankan suku bunga tetap tinggi.
Selain itu, risiko perang Israel terhadap kelompok Islam Hamas menjadi konflik regional yang lebih luas membuat pasar tetap gelisah, ketika serangan udara Israel menghantam Gaza pada Senin pagi, dan Amerika Serikat mengirimkan lebih banyak aset militer ke wilayah tersebut.
Indeks dolar stabil di 106,1, euro menguat 0,1% di $1,06075, dan sterling stabil di $1,2170.
Meskipun belum meningkat seiring dengan imbal hasil, dolar didukung oleh kenaikan imbal hasil yang stabil pada kurva Treasury AS yang panjang. Sejak pertengahan Juli, indeks dolar naik 6,7% tetapi hampir stabil bulan ini.
Analis Barclays kurang yakin bahwa dolar masih akan bergerak lebih jauh, namun mereka menunjuk pada posisi beli dolar yang melebar dan kemungkinan yang lebih kecil untuk kenaikan lebih lanjut dalam imbal hasil jangka panjang.
Yen Jepang terakhir diperdagangkan pada 149,95 per dolar, setelah sempat melemah pada Senin pagi menjadi 150,14, level yang terakhir terlihat pada 3 Oktober ketika para pelaku pasar mencurigai Bank of Japan (BOJ) melakukan intervensi untuk mendorongnya kembali ke sisi yang lebih kuat yaitu 150.
Data pasar uang BOJ kemudian menunjukkan bahwa penguatan yen yang tiba-tiba kemungkinan besar bukan merupakan hasil intervensi resmi Jepang.
