Harga minyak mentah naik tipis pada perdagangan hari Selasa karena meningkatnya output Rusia dan ekspektasi penurunan harga minyak Arab Saudi yang diimbangi oleh potensi perlambatan dalam produksi AS.
Minyak mentah WTI AS berada di $ 63,2 per barel naik 0.3 persen, dari penutupan sebelumnya. Minyak mentah Brent berjangka naik menjadi $ 67.84 per barel atau 0.3 persen, setelah jatuh lebih dari 2 persen pada hari Senin.
Para pelaku pasar saat ini mewaspadai terhadap fakta bahwa pasar masih memegang posisi buy dalam jumlah besar yang akan perlu dijual pada tahap tertentu. Itu dapat membuat harga rentan terhadap berita buruk menunjuk pada peningkatan produksi Rusia dan kemungkinan penurunan harga minyak fisik Arab Saudi.
Brent mencapai level tertinggi 2018 $ 71.28 pada bulan Januari tetapi gagal berjuang untuk melewati level tersebut. Ada juga tekanan yang datang dari pasar fisik, di mana eksportir utama Arab Saudi diperkirakan akan memangkas harga untuk semua nilai minyak mentah yang dijualnya ke Asia pada bulan Mei.
Produsen utama Rusia memompa 10.97 juta barel per hari (bpd) minyak mentah pada bulan Maret, naik dari 10.95 juta bph pada bulan Februari, menurut data resmi menunjukkan, tertinggi 11 bulan.
Salah satu penggerak harga berikutnya adalah produksi minyak mentah dari Amerika Serikat, yang telah meningkat hampir seperempatnya sejak pertengahan 2016 menjadi 10,43 juta bpd, melampaui Arab Saudi.
"Data produksi yang dirilis pada hari Rabu (di Amerika Serikat) akan menginformasikan petunjuk lebih tentang ke mana harga akan bergerak," Ma Kun, general manager Energi dan Bahan Kimia di Bank of China International Futures mengatakan.
Data Administrasi Informasi Energi resmi mingguan (EIA), yang termasuk angka produksi, akan dipublikasikan pada hari Rabu.
