Harga minyak menyentuh puncak tertinggi tiga bulan pada hari Kamis, memperpanjang kenaikan beruntun yang dimulai seminggu yang lalu, setelah data menunjukkan persediaan minyak mentah AS turun sementara penurunan produksi oleh produsen utama membuat pasokan tetap pas.
Minyak mentah Brent berjangka turun 1 sen menjadi $ 66,16 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 3 sen menjadi $ 60,90. Volume perdagangan tipis, bahkan tidak ada dampak dari tentang pemakzulan Presiden Donald Trump oleh DPR AS yang diharapkan bisa menggerakkan pasar minyak.
Menurut data mingguan yang dirilis oleh Administrasi Informasi Energi pada hari Rabu, persediaan minyak mentah AS turun 1,1 juta barel dalam sepekan ke 13 Desember, sementara stok bensin dan sulingan naik.
Tren ini membuat harga minyak akan naik untuk minggu ketiga berturut-turut, mengikuti momentum dari pengumuman bulan ini tentang penurunan produksi yang lebih dalam oleh produsen utama serta kesepakatan ‘Fase Satu’ antara Amerika Serikat dan China untuk menyelesaikan perang dagang jangka panjang mereka .
Kesepakatan antara dua ekonomi terbesar di dunia telah meningkatkan prospek ekonomi global, mengangkat prospek permintaan energi yang lebih tinggi tahun depan dan mendukung harga minyak.
Hanya seminggu sebelumnya, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen non-OPEC seperti Rusia sepakat untuk memperdalam penurunan produksi hingga 500.000 barel per hari (bpd) dari 1 Januari di atas pengurangan sebelumnya sebesar 1,2 juta bpd.
