11 November 2015 in Berita Seputar Forex, Emas & Oil - by Eko Trijuni
Euro masih tertekan akibat kemelut politik yang terjadi di Portugal, yang menjadi salah satu alasan bagi para pelaku pasar untuk kembali menjual euro yang sebelumnya telah mendapat sentimen negatif akibat pernyataan yang dikeluarkan European Central Bank (ECB) tentang kebijakan pelonggaran moneter.
Euro bergerak di kisaran 1.0274 terhadap USD setelah sempat tergelincir ke kisaran 1.0700 untuk yang pertama kalinya dalam enam bulan. Bahkan euro sempat terpuruk hingga kisaran 1.0674 terhadap USD kemarin.
Para pelaku pasar menjual euro setelah pemerintahan minoritas Portugal jatuh setelah partai-partai sayap kiri menggulingkan penguasa golongan kanan-tengah. Hal itu merupakan aksi pertama dalam melawan pemerintahan terpilih sejak akhir masa kediktatoran di tahun 1974.
Meskipun kemelut politik yang melanda Portugal menjadi hal buruk bagi euro, namun sepertinya kasus yang menimpa Yunani belum akan menimpa Portugal karena keadaan finansial Portugal saat ini masih lebih baik daripada Yunani. Pelaku pasar masih akan menjadikan kebijakan ECB sebagai fokus.
Bertolak belakang dengan kebijakan ECB, Federal Reserve (Fed) justru diperkirakan akan menaikkan suku bunga di bulan Desember untuk pertama kalinya dalam satu dekade. Rumor tersebut membuat kekuatan USD masih terjaga hingga saat ini.
Terhadap yen, USD bergerak di kisaran 123.19, bertahan di dekat level tertinggi dua setengah bulan yang tercatat di hari Senin (9/11). Euro masih berada di kisaran 132.00 terhadap yen.
