Euro menguat pada hari Senin dan Dollar AS turun pasca data pekerjaan AS pekan lalu di tengah kekhawatiran tentang perang dagang.
Dengan sedikitnya data ekonomi penting di Eropa, para pelaku pasar akan fokus pada pertemuan menteri keuangan zona euro pada hari Senin untuk mendapat komentar mengenai proteksionisme perdagangan setelah keputusan Presiden Donald Trump untuk mengenakan tarif bea masuk impor.
Euro jatuh pekan lalu karena pertemuan Bank Sentral Eropa memberikan pernyataan yang lebih dovish dari perkiraan. Euro naik menjadi $ 1,2328, naik 0.2 persen.
Dollar AS yang cenderung turun saat risk appetite meningkat. Greenback terhadap enam mata uang turun 0.1 persen.
Data pertumbuhan pekerjaan AS yang kuat yang dirilis pada hari Jumat diimbangi oleh kenaikan upah yang lebih lambat, sehingga para pelaku pasar berspekulasi bahwa Fed hanya akan menaikkan suku bunga tiga kali tahun ini.
Mata uang dengan yield lebih tinggi seperti dolar Australia dan Selandia Baru juga meningkat, sementara sterling naik 0.2 persen menjadi diperdagangkan pada $ 1,3871.
Yen, yang cenderung berkinerja baik saat pasar cemas, menguat karena para pelaku pasar mengamati dugaan skandal kroni Jepang yang melibatkan penjualan tanah milik negara.
Pelaku pasar mengatakan bahwa perkembangan politik di Jepang membantu meredam kenaikan ekuitas Jepang dan memberikan dukungan kepada yen.
"Yen bisa menguat jika hal ini menyebabkan ketidakpastian mengenai kebijakan ekonomi," kata Satoshi Okagawa, analis pasar global senior Sumitomo Mitsui Banking Corporation di Singapura.
Dollar AS turun 0.3 persen menjadi 106.51 yen, turun dari level tertinggi satu minggu di 107.05 yen pada hari Jumat.
