Harga emas memantul di hari Jumat (3/8/2018) dari harga terendah 17 bulan setelah data pekerja Amerika Serikat (AS) menekan USD sementara bank sentral China mengambil langkah untuk membantu memperkuat yuan.
Harga spot emas terpantau bergerak menguat sebesar 0,49 persen di kisaran $1,213.49 per troy ounce, pulih dari level terendah sejak 15 Maret 2017 di kisaran $1,204 per troy ounce.
Indeks dolar tergelincir ke area negatif setelah data US non-farm payrolls (NFP) di bulan Juli terlihat lebih lemah daripada perkiraan, dilatarbelakangi oleh kesulitan yang dialami oleh perusahaan-perusahaan di AS untuk memperoleh pekerja yang memenuhi kualifikasi. Angka US NFP bulan Juli 2018 tercatat hanya 157 ribu, lebih rendah daripada perkiraan yaitu 191 ribu dan lebih rendah daripada data bulan Juni yaitu 213 ribu. Sebelumnya, USD sempat menguat ke level tertinggi dua pekan terhadap mata uang utama dunia dan sempat menyentuh level tertinggi 14 bulan terhadap yuan.
Menurut salah satu analis teknikal Reuters, Wang Tao, harga emas berpotensi jatuh ke support teknikal selanjutnya di $1,194 jika berhasil jatuh ke bawah $1,309.30.
Dilihat dari analisis fundamental, laporan dari World Gold Council yang memperlihatkan bahwa permintaan emas dunia mengalami penururnan sebesar enam persen untuk paruh pertama tahun 2018 ke level terendah sejak 2009 berpotensi turut menekan harga emas.
Jika Anda menginginkan berita fundamental real time dan lebih tajam, silakan coba layanan Signal Trading Trial kami melalui aplikasi Whatsapp.
Silakan kemukakan pendapat Anda tentang update berita fundamental kami di kolom komentar.
