Dollar AS terpantau naik ke level tertinggi baru empat bulan terhadap mata uang utama pada hari Rabu, didorong oleh meningkatnya imbal hasil Treasury setelah keputusan Presiden AS Donald Trump untuk keluar dari kesepakatan nuklir dengan Iran.
Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0.32% menjadi 93.24, terbesar sejak 19 Desember.
Dollar AS menguat karena imbal hasil obligasi Treasury AS 10-tahun naik di atas level 3% yang secara psikologis penting ke level tertinggi dalam dua minggu karena rally harga minyak mendorong ekspektasi inflasi.
Kenaikan di atas level tertinggi 3,035% yang dicapai pada 25 April akan membawanya ke level tertinggi sejak awal 2014.
Pada hari Selasa, Trump memutuskan keluar dari kesepakatan nuklir internasional dengan Iran, meningkatkan risiko konflik di Timur Tengah dan efek knock-on untuk pasokan minyak global dan ekonomi global.
Dollar AS naik ke level tertinggi empat hari terhadap yen, dengan USD / JPY naik 0.56% menjadi 109.73.
Dollar AS juga menguat terhadap euro, yang ditekan lebih rendah oleh kekhawatiran baru atas gejolak politik di Italia. EUR / USD turun 0.28% ke 1,1831, level terendah sejak 22 Desember.
Euro telah mengalami tekanan dalam beberapa sesi terakhir setelah data ekonomi yang dirilis memicu spekulasi bahwa Bank Sentral Eropa mungkin tidak dapat mengakhiri program stimulus pembelian aset pada bulan September.
Pound juga lebih rendah, dengan GBP / USD kehilangan 0,24% hingga diperdagangkan pada 1,3515 setelah sempat menyentuh level terendah empat bulan 1,3483 pada hari Selasa.
Pound telah jatuh tajam dalam beberapa pekan terakhir karena para investor memangkas ekspektasi kenaikan suku bunga oleh Bank of England pada pekan ini di tengah indikasi bahwa ekonomi melemah.
Sementara itu, dolar Australia jatuh ke posisi terendah sebelas bulan, dengan AUD / USD turun 0.55% ke 0.7412, sementara dolar Selandia Baru juga lebih rendah, dengan NZD / USD meluncur 0.2% menjadi 0.6954, level yang tidak terlihat sejak pertengahan Desember.
