Dolar Australia turun lebih dari 1 persen menyentuh level rendah dalam 11 hari terakhir pada hari Selasa, sementara dolar Selandia Baru mencapai tiga minggu terendah, karena investor berspekulasi bahwa kedua bank sentral bisa melonggarkan kebijakan moneter pada awal bulan depan.
Dolar Australia jatuh setelah pertemuan bank sentral terbaru meninggalkan pintu terbuka untuk tingkat bunga yang mungkin dipotong pada bulan Agustus. Mata uang Selandia Baru lesu setelah Bank sentral diusulkan untuk mengekang ledakan harga rumah, hal ini juga dilihat sebagai ruang membuka jalan bagi penurunan suku bunga.
Kiwi mencapai terendah level terendah dalam tiga minggu dikisaran $ 0,7011, dan terakhir diperdagangkan di kisaran $ 0,7030, atau turun 1,1 persen. Dengan selera risiko yang lebih rendah memukul mata uang berimbal hasil lebih tinggi di tengah kembali tertekannya harga minyak, dolar Australia juga turun, dikisaran $ 0,7488.
Di Inggris, kenaikan lebih tinggi dari perkiraan inflasi Juni mendorong pound di atas $ 1,32 tapi mata uang pound kembali tertekan dan diperdagangan di sekitar $ 1,3175, atau turun 0,6 persen.
Euro tergelincir setelah sentimen bisnis di Jerman jatuh ke titik terendah sejak November 2012, di tengah kegelisahan tentang Brexit. Ekspektasi bahwa Bank Sentral Eropa bisa terdengar dovish ketika bertemu di akhir tahun juga terus menekan euro sebesar 0,2 persen terhadap dolar dan diperdagangkan dikisaran $ 1,1055.
