MUNGKINKAH DECENTRALIZED FINANCE (DEFI) JADI MASA DEPAN TRADING FOREX?

28 March 2023 in Blog - Trading - by Admin FOREXimf

Apa itu DeFi dan bagaimana kaitannya dengan trading? Decentralized Finance (DeFi) pertama kali meledak di kalangan masyarakat yang melek keuangan pada tahun 2020. Teknologi ini dianggap sebagai inovasi baru di mata uang kripto yang menjanjikan adanya revolusi dalam dunia layanan keuangan. Sayangnya pembaruan tersebut belum berjalan sepenuhnya sampai saat ini. Meskipun demikian pengguna yang telah mengakses DeFi sudah banyak sekali—mereka terutama memanfaatkan DeFi untuk trading, aktivitas pinjam meminjam, dan berinvestasi. Semuanya dapat dilakukan langsung oleh pengguna dengan mudah melalui DeFi, padahal sebelumnya aktivitas tersebut hanya dapat dilakukan oleh sistem perbankan tradisional.

Meskipun tujuan utama dari sektor ini belum seluruhnya tercapai, tetap banyak manfaat yang sudah diraih. Protokol keuangan yang memanfaatkan teknologi blockchain ini telah memberi banyak peluang dan benefit bagi para investor yang sadar akan perkembangan teknologi, perusahaan baru yang membutuhkan modal, trader harian, dan lain sebagainya. Menurut data 21 Desember 2022 lalu, total value locked (TVL) dalam protokol DeFi melebihi $245 miliar dan bisa dikatakan cukup bersaing dengan pasar keuangan tradisional, salah satunya adalah perdagangan valuta asing atau trading forex. 

Forex, Trading Forex, Broker Forex Indonesia, Broker Forex Terpercaya,Trading Forex Indonesia,broker forex legal di indonesia,broker forex legal,FOREXimf

Forex: Pasar Senilai $6 Triliun dengan Inefisiensi Besar

Pasar forex adalah salah satu pasar paling likuid di dunia dan telah muncul lebih awal dibandingkan pasar-pasar lainnya. Secara operasional, pasar forex memiliki skala yang jauh berbeda dengan DeFi. Dengan volume perdagangan harian lebih dari $6 triliun, forex 10 kali lebih besar dari pasar obligasi dan bahkan melampaui pasar saham. Bandingkan dengan DeFi yang total value locked (TVL) nya saat ini hanya $46,5 miliar setelah jatuh dari puncak pasar bullishnya.  

Awalnya pasar forex hanya dapat didominasi oleh bank sentral dan komersial, serta investor institusional lainnya (hedge fund, manajer aset). Namun, seiring berkembangnya platform trading online, pasar forex saat ini sudah terbuka bagi trader ritel yang ingin turut serta—demikian juga dengan munculnya DeFi yang membuka jalan bagi para investor baru. Meskipun demikian beberapa pihak melihat pasar forex masih terlalu dikuasai oleh lembaga keuangan besar dengan pengaruhnya yang sangat signifikan, sehingga pasar forex seakan-akan masih tertutup bagi banyak orang. 

Terlepas dari likuiditas yang tak ada habisnya yang beredar di pasar forex, beberapa pendapat menilai bahwa pasar ini kurang efisien. Pasar forex yang sangat tersentralisasi, dengan segelintir pemain kuat yang mengendalikan sebagian besar aktivitas perdagangan, membuat beberapa orang berspekulasi kalau-kalau DeFi dapat menjadi solusi. Struktur layaknya oligopoli yang terdiri dari bank, perusahaan multinasional, pemerintah, manajer hedge fund, dan sejenisnya ini dinilai memiliki celah sehingga harga dapat dimanipulasi dengan mudah, misalnya melalui perubahan kecil dalam penawaran dan permintaan yang akan berdampak besar pada pergerakan harga. 

Untuk menjalankan fungsinya, pasar forex bergantung pada banyak perantara (rekanan, dealer, pialang) yang harus mendapatkan kepercayaan dari pengguna. Hal ini tentu berbeda dengan DeFi. Selain itu, salah satu kelemahan pasar forex adalah kurangnya transparansi dikarenakan belum adanya bursa sentral yang melakukan perdagangan dan memberikan pelaporan. Pasar forex beroperasi 24 jam sehari, 5 hari seminggu, di berbagai zona waktu, namun tidak ada domain pusat untuk penentuan harga.

Banyak aktivitas selalu terjadi di pasar forex yang bagaikan rimba belantara ini. Mereka yang masuk ke market melakukan tukar menukar mata uang satu sama lain, melakukan lindung nilai terhadap risiko suku bunga, dan berspekulasi terkait peristiwa geopolitik. 

Bagaimana Peran DeFi untuk Mendukung Trading Forex?

Meskipun DeFi agak stagnan sejak masa-masa bearish di tahun 2022, teknologi finansial ini memiliki cukup harapan untuk terus berkembang dari waktu ke waktu. Runtuhnya bursa cryptocurrency FTX baru-baru ini telah memberikan image buruk, namun keberadaan DeFi tetap baik-baik saja mengingat ketahanan yang ia miliki dan kredensialnya yang terdesentralisasi. 

Sejauh ini DeFi telah berkembang menjadi jaringan protokol dan instrumen keuangan terintegrasi yang luas, dan merupakan sektor paling aktif di ruang blockchain. Teknologi DeFi dengan smart contract-nya juga menjadi simbol pergeseran besar-besaran dari sistem keuangan terpusat ke keuangan peer-to-peer (P2P). Layaknya pasar forex, DeFi juga memiliki kompleksitasnya tersendiri, terlebih karena statusnya yang sebagian besar tidak diregulasi dan banyak peretasan serta eksploitasi. 

Di sisi lain DeFi dianggap cukup mampu mendukung industri forex trading agar lebih efisien. Contohnya, protokol DeFi dirancang untuk memfasilitasi pertukaran real-time atau waktu nyata tanpa perantara, di mana hal ini banyak dibutuhkan trader forex. Protokol DeFi juga banyak menawarkan fitur yang kemungkinan besar akan bermanfaat bagi para trader forex, misalnya pembuatan pasar otomatis dan penerbitan pinjaman kilat. Selain itu, peran blockchain yang menyediakan catatan publik untuk semua transaksi akan membantu penetapan harga yang lebih akurat dan mengurangi peluang korupsi atau penyelewengan dalam perdagangan valuta asing. 

Terlebih lagi, penelitian terbaru dari Circle dan Uniswap menunjukkan bahwa protokol DeFi dapat memangkas biaya pengiriman uang lintas negara hingga 80% karena transaksi blockchain terjadi hampir saat itu juga, dengan biaya yang rendah, dan tidak mengenal batas. 

Menariknya, sudah ada beberapa project untuk mengintegrasikan forex trading ke dalam DeFi, dan juga sebaliknya. Salah satu project tersebut adalah Pendulum, yang bertujuan untuk mewujudkan ekosistem aplikasi yang akan mengoptimalkan forex. Dalam project Pendulum ini, mereka hendak menciptakan blockchain yang menawarkan layanan mata uang fiat. Perusahaan yang berasal dari Jerman ini mendukung beberapa industri, salah satunya adalah forex trading. 

Ambisi yang diusung oleh project Pendulum ini adalah, menjadi perantara yang menghubungkan mata uang fiat dan DeFi dengan cara menghadirkan trading forex secara on-chain bagi para trader dan penyedia likuiditas. Project semacam ini tidak cuma ada satu. Protokol Uniswap sudah lebih dulu memfasilitasi forex on-chain dalam perdagangan stablecoin berdenominasi dolar dan euro dari Circle, USD Coin (USDC) dan Euro Coin (EUROC). Kalau mau bicara angka, pair EUROC/USDC ini telah melampaui $124 juta dolar secara kumulatif pada 12 Januari 2023. Sementara volume perdagangan hariannya telah mencapai $8,6 juta. Cukup optimis untuk mengatakan bahwa teknologi ini ke depannya akan terus berkembang. 

Namun demikian, masih terlalu dini untuk mengatakan DeFi akan menyajikan alternatif yang cukup baik untuk perdagangan valuta asing tradisional. Tetapi seiring dengan beberapa project yang membangun protokol untuk mencapai tujuan tersebut, bukan tidak mungkin protokol DeFi pada akhirnya dapat menjadi bagian penting dari sistem keuangan global, termasuk dalam dunia perdagangan valas / trading forex. Yuk kita tunggu saja perkembangannya dalam beberapa tahun ke depan.