FAKTA DAN MITOS TENTANG FOREX YANG JARANG DIKETAHUI PUBLIK

04 November 2022 in Blog - Trading - by Georgia P

Tak dapat dipungkiri, forex adalah salah satu cara investasi yang bisa memberikan imbal hasil yang signifikan. Bahkan jika strategi, metode dan pendekatannya sesuai dengan kondisi pasar dan timing entry dan exit point pas, maka persentase return pun bisa too good to be true.

Kalau begitu kenyataannya, lantas kenapa masih begitu banyak ketakutan dan pandangan negatif -- selain resesi -- yang beredar tentang trading forex, sehingga tak jarang ketika kata "forex" diucapkan, teman-temanmu mulai menjauhi kamu?

Jawaban singkatnya, Greed and Ignorance. Masih banyak yang percaya trading Forex adalah cara tercepat dan termudah untuk kaya raya, tapi mayoritas yang percaya begitu berujung kehilangan semua dana yang mereka tuangkan. Jawaban panjangnya, mari kita ngulas satu per satu pemahaman yang salah kaprah tentang trading forex ini.

fakta-dan-mitos-seputar-trading-forex

#1 Cara Cepat Kaya dengan Forex - Mitos

Mitos yang paling populer di linimasa, hampir semua trader yang baru saja mulai termakan impresi cepat kaya dari trading forex. Keinginan untuk instan kaya itu sepertinya hasrat mendasar dari pemula, apalagi kalau mager melakukan riset singkat, anggap saja googling cara kerja trading forex serta cek mitos dan faktanya.

Bagaimana kalau sudah terlanjur terjun? Ya , minimal kuasai dasar trading forex dan mulai lepas pemikiran "Trading Forex, Cepat Kaya". Kalau mau sukses, tidak ada yang instan. Cerna semua informasi yang bisa kamu kumpulkan tentang Forex dan latih terus displin dan kesabaranmu. Trading forex butuh jam terbang yang banyak dan kejelian dalam menggunakan metode trading yang cocok dengan kondisi pasar.

#2 Ikuti Apa yang Orang Lain Lakukan Alias Copy Trade

Hati-hati ketika mendapat saran bagaimana cara trading, apa yang perlu ditukar dan kapan ditukar. Bisa jadi, karena kamu baru terjun di dunia Forex, ada oknum yang mengajak kamu untuk ikuti semua sarannya. Ingat, mau untung ataupun rugi, semua resiko akan berdampak ke modal dan mental kamu. Jadi sebaiknya untuk trader pemula, fokus untuk mengembangkan skill dan kemampuan untuk mengambil keputusan, membuat analisa, dan mengambil konklusi dengan mandiri.

Sekalipun ada trader professional yang bersedia membantu kamu, pastikan informasi yang kamu terima sudah disaring dan pertimbangkan akurasinya sebelum bertindak. Pada akhirnya, yang mengambil keputusan trading dan mampu mengukur batas toleransi untung:rugi hanyalah kamu.

#3 Makin Sering Trading, Makin Bagus Performa - Mitos

Perbanyak transaksi trading forex dan hold banyak posisi, bukan berarti performa tradingmu mengalami pertumbuhan. Bukannya semakin bagus performa, kamu malah menombok biaya broker, pajak, penalty dan komisi yang akan menguras nilai performa akhir kamu. Selain itu, banyak waktu dihabiskan untuk mengurus akun yang super-duper aktif. Sudah capek duluan, yang ada makin stress, bukan?

Beda cerita kalau posisi yang kamu tahan merupakan bagian dari strategi yang kamu terapkan untuk hedging. Tapi hedging dalam trading forex butuh skill dan manajemen aset yang aktif, tidak semudah gambarannya -- satu nilai valas turun, pasangannya cenderung naik, dan sebaliknya. Karena kembali lagi, prinsip Great Return came with Greater Risk.

#4 Kurs Bisa Jatuh, dan Akan Naik Kembali.

Faktanya, sebuah nilai valas memiliki resiko jatuh drastis dan rebound dengan kenaikan yang sama juga. Tapi penting untuk trader mencari tahu alasan yang menyebabkan nilainya jatuh, seperti karena ekonomi negaranya mengalami perlambatan dan suku bunga dipotong. Patut diperhatikan juga kebijakan quantitative tightening yang lagi diambil bank sentral di banyak negara guna menekan inflasi, khususnya setelah era quantitave easing yang dilonggarkan selama pandemi, contoh Covid-19.

Di sisi lain, nilai valas juga bisa turun drastis karena adanya isu skandal akan penipuan dari perbankan ataupun isu yang menyebabkan kredensial perbankan di negaranya menurun. Jadi jangan beranggapan kalau nilai kurs jatuh, maka 100% akan rebound kembali. Itu spekulasi yang sangat berbahaya, apalagi tanpa riset mendalam dan pertimbangan toleransi resiko yang bisa diterima oleh trader.

Akhir kata, ingat kalimat berikut :

“past performance is not a guide to future performance”

Karena kondisi pasar itu dinamis, nilai kurs akan naik turun kapan saja. Saat kamu tertidur pulas pun, bisa saja valas di negara tetangga berubah karena kebijakan baru dari bank sentral. Jadi jangan berusaha memprediksi pasar, dan tetap fokus latih skill dan persiapan mental kamu. Karena lebih baik mengarahkan pandangan dan energi kita pada hal yang bisa dikontrol, dan itu adalah diri kita sendiri.

 

indikator-custom