Dapatkan Signal Trading Gratis-
Forex, Trading Forex, Broker Forex Indonesia, Broker Forex Terpercaya,Trading Forex Indonesia Forex, Trading Forex, Broker Forex Indonesia, Broker Forex Terpercaya,Trading Forex Indonesia

USD BERGERAK DI BAWAH LEVEL TERTINGGI 2,5 BULAN JELANG FED

28 October 2015 in Berita Seputar Forex, Emas & Oil - by Eko Trijuni
US Dollar bergerak di bawah level tertinggi dua setengah bulan terhadap beberapa mata uang utama dunia. Para trader mencari petunjuk apakah Federal Reserve (Fed) akan menaikkan suku bunga. Data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang dipublikasikan Selasa kemarin memperkecil kemungkinan kenaikan suku bunga, di mana data pemesanan barang tahan lama serta sentimen konsumen turun di bawah perkiraan pasar. Pemesanan barang tahan lama di luar sektor pertahana, tidak termasuk pesawat terbang, turun sebesar 0,3 persen bulan lalu. Data bulan Agustus juga direvisi dengan penurunan sebesar 1,6 persen. Data terpisah yaitu indeks sentimen konsumen juga turun menjadi 97.6 bulan ini. Di bulan September, data tersebut tercatat di angka 102.6. Kemungkinan kenaikan suku bunga oleh Fed pada pertemuan kali ini diperkecil oleh kekhawatiran yang terjadi akibat pelambatan ekonomi China dan efeknya terhadap pertumbuhan global. Namun cukup banyak spekulan yang berharap Fed akan menaikkan suku bunga setidaknya di bulan Desember tahun ini. Menjelang hasil pertemuan Fed, indeks dollar bergerak di kisaran sempit pekan ini yaitu di kisaran 96.946, di bawah level tertinggi dua setengah bulan yaitu 97.201 yang disentuh Jumat lalu. Euro, yang tertekan oleh langkah dovish dari pimpinan European Central Bank (ECB), Mario Draghi, yang membuka peluang bagi stimulus lanjutan di bulan Desember, melemah sejauh 0,15 persen terhadap USD ke kisaran 1.1033 per USD. Yen bergerak di kisaran 120.44 terhadap USD, setelah menguat ke kisaran 120.16 kemarin pasca data pemesanan barang tahan lama AS yang melemah. Pertemuan kebijakan moneter Bank of Japan (BOJ) Jumat mendatang kemungkinan akan memberikan petunjuk apakah BOJ akan melanjutkan dan memperbesar stimulus ekonomi. Dolar Australia melemah hampir 1 persen terhadap USD, ke level terendah tiga minggu di kisaran 0.7119, setelah data inflasi Australia secara mengejutkan melemah dan memicu spekulasi bahwa Reserve Bank of Australia akan memangkas suku bunga di pekan depan. Sementara itu poundsterling kemarin terkoreksi ke level terendah dua pekan setelah laporan ekonomi memperlihatkan bahwa perekonomian Inggris melambat di luar perkiraan di kuartal ke-3. Hal tersebut memicu kekhawatiran bahwa pertumbuhan ekonomi Inggris mulai terhenti.