PEJABAT FED BILANG PERLU NAIKKAN SUKU BUNGA LAGI, DOLAR NAIK LAGI

29 November 2022 in Berita Seputar Forex, Emas & Oil - by Adi Nugroho
  • USD berhasil sedikit menguat kemarin setelah pejabat Federal Reserve (Fed) membuka peluang kenaikan suku bunga lebih lanjut.
  • Komentar Ketua Fed, Jerome Powell, di hari Rabu mendatang akan diperhatikan oleh pasar untuk mencari sinyal lebih lanjut mengenai arah kebijakan suku bunga Fed.

Berita+Fundamental+Forex+USD+291122

USD berhasil sedikit menguat kemarin setelah pejabat Federal Reserve (Fed) membuka peluang kenaikan suku bunga lebih lanjut, sementara dolar Australia tenggelam akibat aksi protes di Cina terkait lockdown COVID.

USD menguat di awal sesi AS setelah Presiden Fed St. Louis, James Bullard, mengatakan bahwa Fed butuh menaikkan suku bunga sedikit lebih jauh dan kemudian menahan suku bunga di sepanjang tahun 2023 untuk mengontrol inflasi dan menurunkan inflasi ke target inflasi Fed di angka 2%. 

Komentar Ketua Fed, Jerome Powell, di hari Rabu mendatang akan diperhatikan oleh pasar untuk mencari sinyal lebih lanjut mengenai arah kebijakan suku bunga Fed, ditambah data tenaga kerja yang akan diumumkan di akhir pekan ini. Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis point pada rapat yang akan diadakan bulan Desember mendatang.

“Pasar tahu Fed akan menaikkan suku bunga, dan ada hal-hal tertentu yang melatarbelakangi semuanya, tetapi pasar tidak yakin berapa besar kenaikannya dan kapan akan dilakukan,” kata Joseph Trevisani, analis senior di FXStreet.com.

Indeks dolar sendiri telah melemah ke area 106 dari level tertinggi dua dekadenya, karena ada kemungkinan rally telah berlangsung terlalu jauh dan ada ekspektasi Fed akan memperlambat kenaikan suku bunganya.

Menurut Trevisani, sebagian penyebab pelemahan indeks dolar ini karena para peaku pasar melakukan aksi profit taking menjelang akhir tahun.

Sementara itu di Cina, terjadi bentrok antara ratusan demonstran dan aparat kepolisian di hari Minggu dalam aksi protes terkait pembatasan aktivitas karena COVID. Aksi protes menjalar ke beberapa kota lain menyusul peristiwa kebakaran maut. Dolar Australia, yang sensitif terhadap risiko, dan sangat terkait dengan Cina, merupakan mata uang yang performanya paling buruk dengan pelemahan 1,48% ke area 0.66412. Mata uang tersebut juga tertekan setelah data penjualan eceran Australia melemah seiring kenaikan harga barang dan tingginya suku bunga.

Ingin berita dan insight yang lebih powerful?

Miliki berita dan data fundamental yang lebih tajam, insight yang lebih powerful dan trading toolbox yang lengkap dengan berbagai fasilitas ekslusif khusus untuk membantu memaksimalkan hasil trading Anda

Buka Akun Demo Trading Forex