Dapatkan Signal Trading Gratis - Download QuickPro Sekarang!   Forex, Trading Forex, Broker Forex Indonesia, Broker Forex Terpercaya,Trading Forex Indonesia,broker forex legal di indonesia,broker forex legal,FOREXimf

MINYAK MENTAH MELEMAH RESPON CUITAN TRUMP

26 February 2019 in Berita Seputar Forex, Emas & Oil - by Eko Trijuni

Harga minyak mentah melemah lebih dari tiga persen kemarin setelah Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, secara terbuka mendesak OPEC untuk menurunkan biaya prouksi minyak mentah, sekaligus menekan organisasi yang dipimpin oleh Arab Saudi itu untuk menahan upaya menaikkan harga.

"Harga minyak terlalu tinggi. OPEC, tolong santai dan tenanglah. Dunia tak bisa menerima kenaikan harga rapuh!" demikian isi cuitan Trump di Twitter.

Forex, Trading Forex, Broker Forex Indonesia, Broker Forex Terpercaya,Trading Forex Indonesia,broker forex legal di indonesia,broker forex legal,FOREXimf

Pesan tersebut muncul saat OPEC memasuki bulan ke-2 dari rangkaian pemangkasan produksi yang baru yang dijalankan bersama negara produsen minyak lainnya. Para produsen minyak akan mengadakan pertemuan di pertengahan April mendatang untuk mengevaluasi kesepakatan tersebut, yang dijadwalkan akan berlangsung hingga pertengahan tahun 2019. US-WTI ditutup melemah kemarin sebesar $1.78 per barrel, atau turun 3,1 persen, di kisaran $55.48/barrel.

Padahal di hari Jumat lalu WTI sempat menyentuh $57.81/barrel. Twit Trump kemarin menandai dimulainya kembali kritik Trump terhadap OPEC. Trump terakhir mengomentari OPEC awal Desember lalu, tepat sebelum OPEC dan 10 negara produsen minyak lainnya yang dipelopori Rusia (selanjutnya dikenal dengan nama OPEC+) menentang seruan Trump untuk memproduksi minyak lebih banyak lagi.

Malahan, OPEC+ menyepakati untuk memangkas produksi sebesar 1,2 juta barrel per hari. Aliansi OPEC+ mencapai kesepakatan tersebut setelah harga minyak terjun lebih dari 40% di kuartal terakhir 2018.

OPEC+ pada awalanya membatasi produksi pada tahun 2017 untuk mengakhiri pelemahan harga minyak, tetapi kemudian menaikkan produksi lagi di akhir Juni 2018 setelah harga minyak menyentuh level tertinggin 3 setengah tahun setelah Trump menjatuhkan sanksi terhadap Iran, yang saat itu merupakan produsen OPEC terbesar ke-3.

Di bawah tekanan Trump, para produsen minyak terutama Arab Saudi menaikkan produksi minyak hingga November 2018. Pada bulan tersebut, Washington mengejutkan mereka dengan membolehkan beberapa konsumen terbesar Iran untuk terus mengimpor minyak dari Iran meskipun sanksi atas Iran kembali diberlakukan.

Langkah tersebut mengoreksi harga minyak. Arab Saudi saat ini telah mengubah arah dengan tajam. Setelah produksi mencapai rekor tertinggi di 11,1 juta barrel per hari di bulan November, Saudi telah mengurangi produksi menjadi 10,2 juta barrel per hari. Menteri Energi Saudi Khalid al-Falih, mengatakan bahwa Saudi akan memangkas lagi produksinya menjadi 9,8 juta barrel per hari bulan depan.