HARGA MINYAK TERSUNGKUR DI TENGAH PENGUATAN DOLAR DAN KEKHAWATIRAN RESESI

13 July 2022 in Berita Seputar Forex, Emas & Oil - by Adi Nugroho
  • Harga minyak mentah tersungkur kemarin karena penguatan USD dan kekhawatiran pelambatan ekonomi global, seiring kasus baru COVID di Cina (importir minyak terbesar dunia).
  • Euro turut melemah semakin mendekati level paritas terhadap USD.
  • Presiden Joe Biden akan menemui pemimpin-pemimpin Arab untuk membicarakan kemungkinan menambah produksi minyak.
  • OPEC memperkirakan kenaikan permintaan minyak di tahun 2023 akan lebih rendah daripada tahun 2022.

Forex, Trading Forex, Broker Forex Indonesia, Broker Forex Terpercaya,Trading Forex Indonesia,broker forex legal di indonesia,broker forex legal,FOREXimf

Harga minyak mentah tersungkur kemarin (Selasa, 13/7/2022) setidaknya karena beberapa faktor, di antaranya penguatan USD, kekhawatiran penurunan permintaan karena kenaikan kasus COVID di Cina (yang merupakan importir minyak terbesar dunia) dan ketakutan akan pelambatan ekonomi global.  

Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) terpantau ditutup melemah 7,9% di area $85.67 per barel.

Euro juga turut melemah kemarin, diperdagangkan dekat sekali dengan level paritas terhadap USD, sementara bursa saham juga jatuh karena ekspektasi kenaikan suku bunga dan kekhawatiran pelambatan ekonomi global.

Penguatan USD biasanya diikuti oleh pelemahan harga minyak mentah karena dengan demikian harga minyak akan menjadi lebih mahal bagi para pelaku pasar yang memegang mata uang selain USD.  

Di Barat, kombinasi tingginya harga bahan bakar dan kenaikan suku bunga memicu kekhawatiran akan resesi yang bisa berdampak serius pada permintaan minyak mentah, kata analis Commerzbank, dengan menambahkan bahwa kasus baru COVID di Cina juga turut membebani harga minyak.

Beberapa kota di Cina mencatat kasus baru COVID-19 yang menyebabkan pembatasan kegiatan hingga penutupan aktivitas bisnis untuk mencegah penularan lebih jauh.

Sementara itu presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, direncanakan akan menemui para pemimpin negara-negara Arab di Arab Saudi pekan ini, untuk membicarakan kemungkinan kenaikan produksi minyak oleh OPEC.

Ada harapan kunjungan Biden ke Saudi akan membuka kunci produksi yang lebih tinggi dari negara-negara Arab, atau Uni Emirat Arab, kata Jeffrey Halley analis senior Asia Pasifik.

Kemampuan OPEC untuk memproduksi lebih banyak minyak saat ini berkurang, karena para produsen telah mencapai kapasitas maksimum mereka.  

Sementara itu Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, saat ini sedang berada di Asia untuk membicarakan sanksi yang lebih berat atas Moskow, termasuk membatasi harga minyak Rusia sebagai cara membatasi keuntungan negara tersebut dan membantu menurunkan harga bahan bakar.

Direktur Eksekutif International Energy Agency (IEA), Fatih Birol, mengatakan bahwa pembatasan harga untuk minyak Rusia sebaiknya juga mencakup produk penyulingannya. Harapan saya adalah usulan tersebut, yang penting untuk memperkecil dampak ekonomi di seluruh dunia, disetujui beberapa negara, ujar Birol kepada Reuters di sela-sela pertemuan Sydney Energy Forum.

Sanksi Barat atas Rusia karena menginvasi Ukraina, yang oleh Rusia disebut sebagai operasi militer khusus, telah mengganggu aliran perdagangan untuk minyak mentah dan bahan bakar. OPEC memperkirakan permintaan dunia untuk minyak mentah di tahun 2023 hanya akan bertambah sebesar 2,7 juta barel per hari, sedikit lebih rendah daripada permintaan tahun 2022

Ingin berita dan insight yang lebih powerful?

Miliki berita dan data fundamental yang lebih tajam, insight yang lebih powerful dan trading toolbox yang lengkap dengan berbagai fasilitas ekslusif khusus untuk membantu memaksimalkan hasil trading Anda

Buka Akun Demo Trading Forex

.