ADA HARAPAN PERTUMBUHAN EKONOMI, DOLAR TERKOREKSI

24 May 2022 in Berita Seputar Forex, Emas & Oil - by Adi Nugroho
  • Euro mengalami rally setelah para pelaku pasar melepas dolar karena optimisme ekonomi global.
  • Pelonggaran lockdown dan pemangkasan suku bunga di Cina dianggap sebagai sinyal bahwa pemerintah Cina siap mendukung ekonomi, yang bisa berpengaruh pada ekonomi global.
  • Presiden AS, Joe Biden, akan melakukan tur Asia untuk mempromosikan ekonomi AS dan mencari upaya mengurangi pengaruh Cina.
  • Sebagian analis beranggapakan rencana kenaikan suku bunga agresif oleh Fed bisa menghambah penguatan lanjutan USD.

Forex, Trading Forex, Broker Forex Indonesia, Broker Forex Terpercaya,Trading Forex Indonesia,broker forex legal di indonesia,broker forex legal,FOREXimf

Rally terjadi pada euro kemarin (Senin, 23/5/2022) karena para pelaku pasar melepas dolar mereka karena optimisme bahwa pelonggaran lockdown di Cina akan membantu pertumbuhan ekonomi global.

Meredanya gejolak di pasar modal di awal sesi Eropa juga turut menekan dolar AS (USD), yang sempat turun tajam pekan lalu. USD telah menjadi mata uang safe haven ketika aset-aset berisiko mengalami gejolak seiring kekhawatiran pelambatan ekonomi dan kenaikan laju inflasi.

Mata uang yang juga sensitif terhadap risiko, yaitu dolar Australia (AUD) yang awalnya tidak bereaksi terhadap hasil kemenangan Partai Buruh di pemilu nasional di akhir pekan lalu, menguat 1,1%.

Sterling (GBP) menguat 0,78% seiring koreksi yang terjadi pada USD yang mulai terjadi pekan lalu dan berlanjut hingga kemarin.  

“Kami melihat ini adalah koreksi sementara (USD) untuk saat ini. Jika kita lihat alasan utama mengapa USD begitu menguat di beberapa bulan terakhir, kami kira tidak ada faktor fundamental yang berubah signifikan di pekan lalu,” kata analis MUFG, Lee Hardman. “Tetapi untuk jangka waktu yang sangat pendek, ada risiko koreksi akan terjadi lebih jauh,” lanjutnya.

Euro kemarin ditutup menguat 1,23% ke area 1.06895, menjauh dari level terendah multi-tahun di kisaran 1.03483 yang dicapai di awal bulan ini.

Indeks dolar ditutup melemah 1,05% ke area 102.07, setelah sempat menguat sekitar 13% dalam 12 bulan terakhir.

Sentimen dari Cina juga turun berperan. Shanghai berencana untuk melonggarkan lockdown dan secara mengejutkan Cina pekan lalu memangkas suku bunga cukup besar, yang dianggap sebagai sinyal bahwa pemerintah setempat bersiap mendukung perekonomian.

Faktor geopolitik yang juga menjadi fokus di Asia pekan ini adalah tur keliling Asia yang akan dilakukan presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, dengan agenda mempromosikan ekonomi AS dan mencari upaya untuk mengurangi pengaruh Cina.

USD telah menguat tahun ini, tetapi kemungkinan kenaikan suku bunga agresif oleh Federal Reserve (Fed) menurut sementara analis mungkin akan menghambat penguatan USD lebih lanjut.

Ingin berita dan insight yang lebih powerful?

Miliki berita dan data fundamental yang lebih tajam, insight yang lebih powerful dan trading toolbox yang lengkap dengan berbagai fasilitas ekslusif khusus untuk membantu memaksimalkan hasil trading Anda

Buka Akun Demo Trading Forex