- Harga minyak mentah lanjutkan penurunan mendekati $80,00.
- Data China sempat memberikan dukungan awal untuk minyak mentah.
- Namun spekulasi kenaikan suku bunga AS dan kekhawatiran prospek pertumbuhan kembali menekan harga minyak mentah
Harga minyak mentah turun untuk hari kedua karena data ekonomi China yang optimis gagal mengalihkan fokus dari kemungkinan kenaikan suku bunga AS dan kekhawatiran yang lebih luas tentang prospek pertumbuhan.
Minyak mentah juga ditekan oleh pemerintah federal Irak dan Pemerintah Daerah Kurdistan (KRG) yang mengambil langkah menuju dimulainya kembali ekspor minyak utara dari pelabuhan Turki Ceyhan setelah dihentikan bulan lalu.
Minyak mentah Brent turun 18 sen, atau 0,2%, menjadi $84,58 per barel, menghentikan kenaikan awal. US West Texas Intermediate kehilangan 2 sen menjadi $80,81.
Di awal sesi, minyak mendapat dukungan dari angka yang menunjukkan bahwa ekonomi China tumbuh lebih cepat dari yang diperkirakan sebesar 4,5% pada kuartal pertama dan produksi kilang minyak naik ke level rekor pada bulan Maret.
Tetapi prospek kenaikan suku bunga AS lainnya, yang telah mendukung dolar AS, tetap menjadi penghambat sentimen. Pedagang mengharapkan Federal Reserve AS menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Mei.
Ingin berita dan insight yang lebih powerful?
Miliki berita dan data fundamental yang lebih tajam, insight yang lebih powerful dan trading toolbox yang lengkap dengan berbagai fasilitas ekslusif khusus untuk membantu memaksimalkan hasil trading Anda
