- Harga minyak melemah karena penguatan US dollar dan data minyak yang lemah dari China
- Powell menyatakan Fed berada di jalur yang benar untuk menjaga inflasi pada penurunan yang stabil menuju target 2%.
- Tekanan lebih lanjut datang dari kontraksi perdagangan ekspor dan impor China pada Januari dan Februari, termasuk impor minyak mentah
Harga minyak melemah karena dolar AS yang lebih kuat dan data minyak yang lemah dari importir minyak mentah utama China menggeser momentum setelah lima hari naik.
Minyak mentah Brent berjangka turun 57 sen, atau 0,66%, menjadi $85,61 per barel. Minyak mentah antara West Texas Intermediate AS turun 52 sen, atau 0,65%, menjadi $79,94.
Harga turun karena dolar AS naik setelah pidato Ketua Federal Reserve Jeremy Powell kepada Kongres.
Fokusnya adalah Powell tetap yakin bahwa Fed berada di jalur yang benar untuk menjaga inflasi pada penurunan yang stabil menuju target 2%.
Dolar yang lebih kuat biasanya mengurangi permintaan minyak berdenominasi dolar dari pembeli yang membayar dengan mata uang lain.
Tekanan lebih lanjut datang dari kontraksi ekspor dan impor China pada Januari dan Februari, termasuk impor minyak mentah. Penurunan terjadi meskipun pembatasan COVID-19 dicabut, menunjukkan lemahnya permintaan asing.
Namun, penurunan dibatasi oleh masalah pasokan. Chief Executive Chevron Mike Wirth pada hari Senin mengatakan pada sebuah konferensi di Houston bahwa "tidak banyak kapasitas ", membuat pasar global rentan terhadap gangguan pasokan yang tidak terduga.
Ingin berita dan insight yang lebih powerful?
Miliki berita dan data fundamental yang lebih tajam, insight yang lebih powerful dan trading toolbox yang lengkap dengan berbagai fasilitas ekslusif khusus untuk membantu memaksimalkan hasil trading Anda
