- USD sedikit menguat karena para pelaku pasar masih focus pada kemungkinan kenaikan suku bunga oleh Fed.
- Salah satu anggota dewan gubernur Fed mengatakan data CPI yang melamban “hanya salah satu data” di antara sekian banyak data yang dipantau Fed.
Dolar (USD) menguat terhadap euro dan yen kemarin (Senin, 15/11/2022) karena para pelaku pasar masih fokus pada kemungkinan kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve (Fed) pasca pengumuman data inflasi Amerika Serikat (AS) yang melamban.
Indeks dolar melemah sejauh 4% pekan lalu, menandai pelemahan mingguan terbesar sejak Maret 2020, setelah data CPI Oktober tidak memperlihatkan kenaikan sesuai perkiraan, yang memicu spekulasi bahwa Fed akan memperlambat laju kenaikan suku bunga.
Tetapi salah satu anggota dewan gubernur Fed, di hari Minggu (13/11/2022) mengatakan bahwa data inflasi tersebut “hanya salah satu poin data” dan masih ada pembacaan data lain yang dibutuhkan untuk meyakinkan Fed bahwa inflasi memang betul-betul melambat. Meskipun demikian Waller juga mengatakan bahwa Fed mungkin akan mulai mempertimbangkan untuk memperlambat kenaikan suku bunga.
“Komentar tersebut, bagaimanapun, memupus harapan pelaku pasar untuk “rekalibrasi” kenaikan suku bunga Fed,” demikian ujar Adam Button, analis mata uang di Toronto.
Sementara itu presiden AS, Joe Biden, melakukan pertemuan selama tiga setengah jam dengan presiden Cina, Xi Jinping, kemarin di Bali. Biden mengatakan bahwa “tidak perlu ada perang dingin baru” antara AS dan Cina.
Ingin berita dan insight yang lebih powerful?
Miliki berita dan data fundamental yang lebih tajam, insight yang lebih powerful dan trading toolbox yang lengkap dengan berbagai fasilitas ekslusif khusus untuk membantu memaksimalkan hasil trading Anda
