- Harga minyak mentah terus merosot karena pasar khawatir langkah agresif Fed akan memicu resesi yang bisa menurunkan permintaan bahan bakar.
- Kepala Fed tadi malam mengatakan bahwa Fed akan berkomitmen penuh untuk mengendalikan harga bahkan jika ekonomi akan menurun.
- Analis Fujitomo Securities memperkirakan harga minyak bisa jatuh ke bawah $100 sebelum tanggal 4 Juli.
Harga minyak mentah jatuh 2% di awal sesi perdagangan hari ini (Kamis, 23/6/2022), menambah pelemahan yang terjadi di hari sebelumnya karena para pelaku pasar khawatir bahwa langkah agresif Federal Reserve (Fed) dalam menaikkan suku bunga akan memicu resesi yang bisa menurunkan permintaan bahan bakar.
West Texas Intermediate (WTI) jatuh 2,3% ke kisaran $103.29 per barel pada pukul 06.40 WIB tadi, sementara Brent jatuh 2% ke area $109.50 per barel. Kemarin kedua benchmark minyak dunia itu melemah 3% ke level terendah sejak pertengahan Mei.
“Pasar minyak masih tertekan karena para pelaku pasar khawatir bahwa kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) akan menghambat pemulihan ekonomi dan menurunkan permintaan bahan bakar,” kata Kazuhiko Saito, kepala analis Fujitomi Securities Co. Ltd. Ia juga memperkirakan bahwa harga minyak mentah bisa jatuh ke bawah harga $100 per barel sebelum hari kemerdekaan AS di tanggal 4 Juli.
Fed sendiri tidak mencoba untuk merekayasa resesi untuk menghentikan inflasi, melainkan berkomitmen penuh untuk mengendalikan harga bahkan jika hal tersebut berisiko terhadap penurunan ekonomi, demikian menurut kepala Fed, Jerome Powell, tadi malam.
Sementara itu presiden AS, Joe Biden, meminta Kongres untuk meloloskan usulan penundaan pajak bensin selama tiga bulan untuk mengendalikan harga bensin yang melambung tinggi.
Ingin berita dan insight yang lebih powerful?
Miliki berita dan data fundamental yang lebih tajam, insight yang lebih powerful dan trading toolbox yang lengkap dengan berbagai fasilitas ekslusif khusus untuk membantu memaksimalkan hasil trading Anda
