- Harga minyak mentah sempat rebound dari posisi terendah tetapi masih berpotensi mengalami aksi jual lanjutan.
- Kekuatiran dari ekspor minyak Iran yang lebih tinggi dan pasokan AS membebani minyak mentah.
- Rebound US dolar juga menambah sentimen bearish di sekitar minyak mentah.
Minyak mentah diperdagangkan di bawah level $ 61, memperpanjang pelemahan untuk hari ketiga berturut-turut di tengah sekelompok faktor fundamental negatif.
Pertama-tama, alasan utama dari aksi jual harga minyak baru-baru ini adalah melonjaknya kasus covid-19 di Asia, terutama di India dan Jepang, yang menyalakan kembali kekuatiran tentang pemulihan ekonomi global dan prospek permintaan bahan bakar.
Katalis berikutnya terlihat sebagai peningkatan tak terduga dalam stok minyak mentah AS minggu lalu. Data Administrasi Informasi Energi (EIA) yang dirilis Rabu menunjukkan bahwa stok minyak mentah komersial naik 600.000 barel menjadi 493,02 juta barel
Lebih lanjut, rebound dolar AS yang berbasis luas di tengah suasana pasar yang beragam juga menyeret harga minyak mentah yang sensitif terhadap USD lebih rendah. Terakhir, peningkatan ekspor dari Iran menambah tekanan.
Menurut Petro-Logistics, ekspor minyak Iran tetap meningkat, dengan total sekitar 500.000 barel per hari sejauh ini di bulan April. Ekspor minyak negara itu mungkin tidak akan kembali ke posisi terendah 2020.
Ke depan, pelaku pasar minyak AS akan terus mewaspadai berita covid terbaru, aksi harga dolar AS dan sentimen Wall Street.
Raih peluang maksimal dengan trading toolbox!
Miliki berbagai macam cara dan metode untuk menaklukan market menggunakan robot, signal, CTO, market insights serta fitur unggulan lainnya yang telah teruji dan terbukti performanya. Miliki trading toolbox (QuickPro App) sekarang juga!
