- Harga minyak mentah naik lagi karena pasar kekurangan pasokan, meskipun masih ada kekhawatiran resesi global.
- Gangguan pasokan dari CPC serta pengetatan sanksi Washington atas Iran menambah kekhawatiran kekurangan pasokan.
- Dalam empat pekan terakhir, minyak mentah terpantau bergerak melemah.
Harga minyak mentah kembali naik kemarin (Kamis, 7/7/2022), karena pasar kembali fokus pada kurangnya pasokan meskipun masih ada kekhawatiran resesi global.
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) kemarin ditutup menguat 4,26% di area $102.21 per barel. Pergerakan harga sebelumnya sangat fluktuatif di mana harga sempat kembali turun ke bawah area $100.
Indeks-indeks saham utama Wall Street dibuka menguat, mengurangi pelemahan yang terjadi pekan lalu karena kekhawatiran resesi seiring agresifnya bank sentral dalam menaikkan suku bunga untuk mengendalikan inflasi.
“Dengan turunnya pasokan minyak dari Rusia dan OPEC hampir tidak mampu mempertahankan kapasitas produksi, saya khawatir hari-hari harga minyak di kisaran $100 akan tetap kita lihat,” kata Jeffrey Halley, analis senior OANDA.
Di sisi pasokan, pasar juga memperhatikan perkembangan gangguan pasokan di Caspian Pipeline Consortium (CPC) yang telah diperintahkan oleh pengadilan Rusia untuk menghentikan aktivitas selama 30 hari. Ekspor melalui CPC, yang memenuhi sekitar 1% pasokan minyak dunia, masih beroperasi di hari Rabu pagi.
Memperparah kekurangan pasokan global, Washington memperketat sanksi atas Iran, yang juga adalah anggota OPEC, menekan Teheran untuk memperbarui kesepakatan nuklir Iran yang dibuat tahun 2015.
Harga minyak mentah melemah dalam empat pekan terakhir karena pasar khawatir pelambatan ekonomi global yang signifikan akan menekan permintaan untuk komoditas tersebut.
Ingin berita dan insight yang lebih powerful?
Miliki berita dan data fundamental yang lebih tajam, insight yang lebih powerful dan trading toolbox yang lengkap dengan berbagai fasilitas ekslusif khusus untuk membantu memaksimalkan hasil trading Anda
