- Harga emas sedikit menguat seiring dengan turunnya imbal hasil obligasi Amerika Serikat.
- Suku bunga yang semakin tinggi bisa menekan selera pasar untuk berburu emas yang tidak memberikan bunga.
Harga emas sedikit menguat kemarin (Senin, 17/5/2022) seiring dengan turunnya imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS). Sebelumnya optimisme kenaikan suku bunga agresif oleh Federal Reserve (Fed) sempat menekan harga emas ke level terendah tiga setengah bulan.
Harga spot emas menguat 0,3% ke area $1826.26 pada pukul 09.03 WIB, setelah sempat terperosok ke level terendahnya sejak 31 Januari di area $1786.58 per troy ounce.
Harga emas sedikit menguat setelah anjloknya imbal hasil obligasi AS Treasury dan koreksi tipis indeks dolar. Menurut Bob Haberkorn, analis senior di RJO Futures, secara umum trend dolar masih naik karena Fed masih mencanangkan kenaikan suku bunga secara agresif.
Dolar AS memang sedikit terkoreksi, tetapi masih bertahan di dekat level tertinggi dua dekade, sehingga emas masih terlalu mahal untuk spekulan yang tidak memiliki USD.
Meskipun emas masih dianggap sebagai alat anti inflasi, suku bunga yang semakin tinggi menekan selera pasar untuk berburu emas yang tidak memberikan bunga. Tetapi menurut Fawad Razagzada, analis di City Index, masih banyak yang melihat bahwa emas masih undervalue dan masih akan ada yang mau membeli saat harganya kembali turun.
Ingin berita dan insight yang lebih powerful?
Miliki berita dan data fundamental yang lebih tajam, insight yang lebih powerful dan trading toolbox yang lengkap dengan berbagai fasilitas ekslusif khusus untuk membantu memaksimalkan hasil trading Anda
