- Emas sentuh level terendah sembilan bulan kemarin karena penguatan USD dan potensi kenaikan suku bunga Fed.
- Serangkaian data ekonomi AS akan menentukan langkah Fed selanjutnya.
- Jika data CPI dirilis lebih tinggi daripada perkiraan, ada kemungkinan Fed akan menaikkan suku bunga lagi sebesar 75 basis point bulan ini.
Harga emas menyentuh level terendah sembilan bulan kemarin (Selasa, 12/7/2022), masih bergerak di bawah tekanan karena penguatan USD dan kemungkinan kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve (Fed), sementara para pelaku pasar masih melihat rangkaian data ekonomi Amerika Serikat (AS) akan menentukan langkah pengetatan moneter Fed selanjutnya.
Emas kemarin ditutup melemah 0,48% di area $1725.43 per troy ounce kemarin.
“Masifnya pengalihan modal ke dolar (oleh para pelaku pasar) dan antisipasi kenaikan suku bunga, seiring meningkatnya inflasi, saat ini menekan harga emas,” kata Daniel Pavilonis, analis senior RJO.
Indeks dolar kemarin kembali mencetak level tertinggi 20 tahun, mempertegas posisinya sebagai aset safe-haven yang diminati di tengah berkembangnya risiko resesi, sehingga membuat emas menjadi semakin mahal untuk pembeli yang memiliki uang selain USD.
Serangkaian data ekonomi AS, termasuk CPI, retail sales dan factory output, akan memberikan gambaran ke mana inflasi bergerak menjelang keputusan suku bunga Fed pekan depan.
“Jika CPI lebih tinggi daripada perkiraaan, akan membuka peluang untuk kenaikan suku bunga lagi sebesar 75 basis point oleh Fed di bulan ini. Skenario ini akan menjadi negatif bagi emas,” kata Han Tan, kepala analis Exinity.
Ingin berita dan insight yang lebih powerful?
Miliki berita dan data fundamental yang lebih tajam, insight yang lebih powerful dan trading toolbox yang lengkap dengan berbagai fasilitas ekslusif khusus untuk membantu memaksimalkan hasil trading Anda
