- Emas menguat karena data inflasi A.S. yang dirilis sesuai perkiraan dan tidak ada kejutan.
- Dengan CPI tidak memberikan kejutan ke pasar, Imbal hasil Treasury AS 10-tahun dan dolar keduanya melemah dan mendukung emas untuk naik
- Analis berpikir bahwa jika tema inflasi AS tetap kuat hingga 2022, maka emas bahkan dapat mencetak kembali rekor tertinggi 2020 di atas $2.100
Emas menguat karena data yang menunjukkan inflasi AS sesuai ekspektasi dan melemahkan US dolar mendorong pembelian dari pelaku pasar yang tampaknya telah memperhitungkan kemungkinan lintasan kenaikan suku bunga Federal Reserve.
Spot gold terakhir naik 0,2% pada $1,825,83 per ounce, memperpanjang kenaikan setelah naik terbesar sejak pertengahan Desember pada hari Selasa. Emas berjangka AS ditutup naik 0,5% pada $1,827,3.
US Dolar jatuh ke level terendah dua bulan setelah data menunjukkan inflasi AS mencatat kenaikan tahunan terbesar dalam hampir empat dekade, membuat emas lebih menarik bagi pelaku pasar luar negeri. Imbal hasil benchmark 10-tahun AS juga tergelincir
Emas disebut-sebut sebagai lindung nilai inflasi dan memperkuat label itu dengan mempertahankan level $ 1.800 sejak awal 2022. Logam kuning gagal dalam misi lindung nilai beberapa kali tahun lalu karena dolar dan imbal hasil Treasury AS menguat karena ekspektasi kenaikkan suku bunga the Fed.
Berita kenaikan suku bunga hampir selalu berdampak buruk bagi emas, yang agak tercermin tahun lalu dimana 2021 ditutup turun 3,6% untuk penurunan tahunan pertama dalam tiga tahun dan kemerosotan paling tajam sejak 2015.
Tetapi para analis berpikir bahwa jika tema inflasi AS tetap kuat hingga tahun 2022, maka emas bahkan dapat menelusuri kembali rekor tertinggi tahun 2020 di atas $2.100.
Ingin berita dan insight yang lebih powerful?
Miliki berita dan data fundamental yang lebih tajam, insight yang lebih powerful dan trading toolbox yang lengkap dengan berbagai fasilitas ekslusif khusus untuk membantu memaksimalkan hasil trading Anda
