- Dolar melemah lagi setelah aksi profit taking dan komentar dovish pejabat Fed.
- Indeks dolar tertekan hingga 104.14.
USD kembali melemah setelah pejabat Fed kembali mengatakan bahwa kenaikan suku bunga akan diperlambat dan para pelaku pasar mengambil keuntungan setelah terjadi penguatan dolar pasca pengumuman data tenaga kerja dan inflasi gaji yang menguat di bulan November.
Dolar awalnya menguat setelah data memperlihatkan pertambahan pekerjaan sebesar 263.000 di bulan November, di atas perkiraan yaitu 200.000.
“Data yang lebih kuat daripada perkiraan ini awalnya diperkirakan bisa menjadi alasan Fed untuk tetap menaikkan suku bunga secara agresif,” kata Joe Manimbo, analis senior di Washington.
Tetapi kemudian dolar kembali melemah karena pasar melakukan profit taking sebelum akhir pekan. Selain itu salah seorang pejabat Fed juga memberikan pernyataan yang mendukung pelemahan dolar.
Presiden Fed Chicago, Charles Evans, mengatakan bahwa kecepatan kenaikan suku bunga akan melambat, tetapi ia juga mengatakan bahwa bank sentral perlu menaikkan suku bunga pinjaman “agak lebih tinggi” daripada yang diperkirakan di bulan September.
Sementara itu Presiden Fed Richmond, Thomas Barkin, juga mengatakan bahwa AS kemungkinan akan tetap berada dalam kondisi kekurangan tenaga kerja, membebani taret Fed untuk memperbaiki permintaan di sector ketenagakerjaan.
Indeks dolar terpantau melemah ke area 104.14 pada pukul 08.41 WIB,
Pelemahan dolar telah terjadi sejak Ketua Fed, Jerome Powell, Rabu lalu mengatakan bahwa sudah waktunya memperlambat kenaikan suku bunga. Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis point pada pertemuan bulan ini.
Ingin berita dan insight yang lebih powerful?
Miliki berita dan data fundamental yang lebih tajam, insight yang lebih powerful dan trading toolbox yang lengkap dengan berbagai fasilitas ekslusif khusus untuk membantu memaksimalkan hasil trading Anda
