KELAS PRO

Risk Management Tools

1. Risk Management Tools Yang Harus Diketahui

Metode Risk Management

Dalam trading forex, ada 3 metode penting dari Risk Management yang dapat Anda terapkan, yaitu:

  1. Cut loss,
  2. Switching, dan
  3. Averaging.

1.1. Teknik Cut Loss

Metode Cut Loss

Teknik ini dilakukan dengan cara menutup transaksi yang merugi sesegera mungkin dengan tujuan untuk menghindari risiko kerugian yang lebih besar.

Untuk memahami cut loss dengan lebih jelas, Anda bisa memperhatikan ilustrasi di bawah ini.

Risk Management Tools - Cut Loss

Saat itu, Anda memprediksi harga akan turun dan siap untuk melakukan Sell sebanyak 1 lot di level 1.50000. Namun, diluar dugaan harga bergerak naik hingga ke level 1.50500, sehingga Anda mengalami kerugian sebesar -500 pips.

Karena tidak ingin menghadapi risiko kerugian yang lebih besar, maka di level 1.50500 posisi Sell tadi Anda tutup dengan konsekuensi mengalami kerugian sebesar -500 pips.

1.2. Teknik Switching

Metode Switching

Switching dilakukan dengan cara menutup posisi yang rugi dan segera mengambil posisi baru yang searah dengan pergerakan harga selanjutnya. Tujuannya adalah untuk me-recovery kerugian yang diakibatkan oleh posisi transaksi sebelumnya.

Biasanya, teknik ini efektif apabila dilakukan ketika terjadi perubahan arah harga yang cepat dan drastis. Coba perhatikan Ilustrasi di bawah ini:

Risk Management Tools - Switching

Misalkan, Anda membuka posisi sell pada level 1.50000. Tapi ternyata harga bergerak naik hingga di level 1.50500. Di posisi ini, Anda sudah mengalami kerugian sebesar -500 pips.

Jika Anda menganggap bahwa pergerakan harga masih akan naik, maka pada level 1.50500 Anda pun menutup posisi sell tersebut. Kemudian pada saat yang bersamaan Anda pun membuka posisi buy di level 1.50500 tersebut.

Jika ternyata harga benar-benar terus naik hingga ke level 1.51000, maka posisi Anda saat itu akan mendapatkan keuntungan sebesar +500 pips. Itu artinya, kerugian -500 pips akibat posisi sell sebelumnya telah tertutupi.

Perlu diingat untuk melakukan teknik ini, Anda harus dalam posisi yang sudah sangat yakin bahwa pasar akan bergerak cukup kencang.

Karena dengan melakukan teknik ini, Anda membuka satu posisi baru lagi yang tentu dibayangi risiko kerugian jika ternyata pasar berbalik arah lagi. Kematangan analisis dan tingkat kesiapan mental turut mempengaruhi kesuksesan teknik switching ini.

1.3. Teknik Averaging

Metode Averaging

Anda memiliki mental yang kuat dan tidak takut dengan risiko?

Averaging bisa menjadi salah satu teknik yang bisa Anda gunakan. Averaging (atau disebut juga sebagai 'cost-averaging') merupakan teknik manajemen risiko yang cukup ekstrim.

Kenapa disebut ekstrim?

Karena pada dasarnya teknik ini mencoba untuk "melawan" arah pergerakan harga. Ide dasarnya adalah pasar tidak mungkin bergerak ke satu arah saja untuk selamanya.

Risk Management Tools - Averaging

Coba perhatikan ilustrasi di atas.

Pada saat itu, Anda melakukan sell 1 lot di level 1.50000.

Ketika harga bergerak naik hingga ke level 1.50500, bukannya menutup posisi yang rugi tadi, justru Anda menambahkan lagi satu posisi sell sebanyak 1 lot. Pada level ini, kerugian Anda sudah mencapai -500 pips.

Tapi ternyata pada saat itu harga pun kembali naik hingga ke level 1.51000. Sehingga pada level ini total kerugian Anda sudah menjadi -1500 pips.

Kerugian Anda baru akan tertutup jika harga turun kembali hingga ke level 1.50500. Jika di level ini Anda menutup semua posisi sell, maka kerugian Anda akan menjadi nol.

Jika pada saat itu harga turun kembali hingga ke level 1.50000, Anda akan mendapatkan keuntungan sebesar +1500 pips.

Perlu diingat, teknik ini sangat tidak dianjurkan bagi para trader yang memiliki dana minim karena melihat risiko yang ada cukup besar.

1.3.1. Pengembangan Dalam Teknik Averaging

Teknik Averaging

Selain mengetahui tentang Averaging, Anda perlu mengenali tiga teknik yang dikembangkan dari strategi ini yaitu:

  1. Pyramiding,
  2. Martingale, dan
  3. Anti-martingale.

1.3.1.1. Metode Pyramiding

Teknik Pyramiding

Pyramiding merupakan kebalikan dari cost-averaging.

Jika pada cost averaging satu posisi terbuka ditambahkan dengan setiap kali mengalami kerugian, maka dalam pyramiding posisi terbuka tersebut justru ditambahkan setiap kali mendapatkan keuntungan.

Contohnya seperti yang bisa Anda lihat dalam ilustrasi di bawah ini:

Teknik Averaging dengan Pyramiding

Setiap kali Anda mendapatkan keuntungan sebesar 500 pips, maka Anda akan menambah lagi buy sebanyak 1 lot. Ketika harga turun dari level 1.51000 ke 1.50750, total keuntungan Anda masih tersisa 750 pips. Di level ini, Anda bisa menutup seluruh posisi buy saat itu.

Jika harga turun hingga ke level 1.50500, maka seluruh transaksi Anda akan impas.

Teknik ini akan efektif digunakan jika pasar berada dalam keadaan trending. Namun, teknik ini tidak akan efektif bila Anda gunakan jika pasar berada dalam keadaan sideways.

1.3.1.2. Metode Martingale

Teknik Martingale

Jika Anda masih merasa teknik averaging bukanlah teknik yang ekstrim, ini saatnya Anda berkenalan dengan Martingale!

Teknik ini dikenal sangat ekstrim diantara teknik lainnya di kalangan para trader Averaging. Dengan martingale, Anda tidak hanya menambah posisi baru setiap mengalami kerugian namun juga melipatgandakan jumlah transaksinya.

Teknik Averaging dengan Martingale

Dalam ilustrasi di atas, terlihat di mana Anda menambah posisi sell sebanyak dua kali posisi sebelumnya setiap kenaikan 500 pips.

Seandainya harga masih naik ke 1.51500, maka Anda akan menambah posisi Sell sebanyak 8 Lot. Pada ilustrasi tersebut, diperlihatkan bahwa keuntungan diperoleh ketika harga kembali ke 1.50500.

Berbeda dengan teknik pyramiding, teknik ini justru lebih efektif jika digunakan pada saat pasar dalam keadaan cenderung sideways.

Namun, adanya peningkatan jumlah lot pada setiap posisi akan berakibat meningkatnya risiko. Oleh karena itu, Anda perlu berhati-hati dan melakukan perhitungan dengan benar. Jika tidak, bisa jadi kemungkinan modal yang Anda miliki bisa hilang dalam sekejap.

1.3.1.3. Metode Anti-martingale

Teknik Anti-martingale

Anti-martingale cukup mirip dengan teknik pyramiding. Hanya saja jumlah transaksinya dapat dilipatgandakan setiap penambahan keuntungan. Teknik ini juga akan lebih efektif jika digunakan pada saat pasar dalam keadaan trending.

Untuk lebih lengkapnya, Anda bisa melihat ilustrasi di bawah ini:

Teknik Averaging dengan Anti-Martingale

Penting untuk terus memperhatikan pergerakan harga, jangan sampai berbaliknya arah membuat keuntungan yang sudah Anda kumpulkan berubah menjadi loss.

Sampai di sini, apakah Anda sudah cukup paham dengan risk management ini?

Jika sudah, sekarang saatnya bagi Anda untuk mempelajari lebih lanjut mengenai money management yang tidak kalah pentingnya!