MEMAHAMI RISK ON DAN RISK OFF PADA TRADING FOREX

27 May 2019 in Blog - by Admin FOREXimf

Pasar finansial secara garis besar dibagi menjadi tiga bagian besar yaitu;

  1. Pasar mata uang yang disebut forex,
  2. Pasar atau bursa saham, dan
  3. Pasar atau bursa komoditas.

Jika kita perhatikan, pergerakan dari ketiga pasar di atas ini saling berkaitan satu sama lain. Misalnya ketika bursa saham naik, ia akan berimbas ke pergerakan forex dan komoditi. Begitupun ketika harga US dollar menguat, maka dapat dipastikan ia juga akan berimbas ke bursa saham serta komoditas.

risk on risk off

Lalu apa yang menyebabkan tiga pasar finansial ini saling berhubungan?

Seperti yang kita ketahui bahwa pergerakan harga di pasar itu dipengaruhi oleh perilaku para pelaku pasar, baik itu trader individual maupun institusi keuangan.

Perilaku para pelaku pasar ini bisa dipengaruhi oleh adanya suatu data atau berita fundamental, bahkan jika itu baru beredar sebagai rumor atau gosip.

Pernyataan seseorang yang cukup berpengaruh juga bisa menggerakkan perilaku para trader, misalnya pidato ketua Federal Reserve ataupun komentar spekulan sekaliber George Soros misalnya.

Nah, itulah yang dimaksud dengan market sentiment atau sentimen pasar. Kali ini kita akan mengulas mengenai Risk On dan Risk Off — serta efeknya di pasar keuangan.

Salah satu cara sederhana dalam membaca sentimen pasar ini adalah dengan mengikuti arah dari pergerakan Wall Street, yang merupakan bursa dengan kapitalisasi pasar terbesar.

Selain itu, Amerika Serikat merupakan negara dengan perekonomian terbesar di dunia, sehingga apa yang terjadi pada perekonomiannya akan berdampak terhadap perekonomian global.

Setiap hari kalau kita perhatikan selalu ada rumor baru yang berkembang dan itu direpresentasikan di bursa. Perubahan sentimen atau rumor yang berkembang bisa mempengaruhi emosi para pelaku pasar.

Saat kita melihat Wall Street mengalami penguatan yang signifikan, itu merupakan tanda bahwa pelaku pasar memilih untuk mengambil risiko atau yang disebut dengan risk on.

Pada saat itu pelaku pasar merasa optimis akan prospek kondisi perekonomian. Oleh sebab itu mereka mengalihkan dana mereka ke bursa saham serta instrumen finansial lain yang memberikan imbal hasil yang tinggi.

Hal tersebut biasanya akan diikuti dengan meningkatnya indeks suatu bursa. Jika di pasar uang akan menguatkan mata uang yang termasuk high yield currency seperti Australian Dollar (AUD) serta New Zealand Dollar (NZD).

Sebaliknya dari risk on, risk off adalah saat ketika para investor dan trader lebih dominan mengambil langkah untuk menghindari risiko dengan cara menarik dananya dari bursa saham (menjual sahamnya), di mana yang bermain di pasar mata uang akan menjual high yield currency.

Di saat itu, pelaku pasar akan lebih senang untuk membeli aset-aset yang lebih aman atau safe haven dan juga low yield currency seperti Yen dan US dollar.

Sebagai contoh adalah situasi Ukraina yang memanas, apakah bisa memicu terjadinya risk-off?

Jika kita perhatikan pergerakan Wall Street seperti index Dow Jones, terpantau masih cenderung mengalami kenaikan. Demikian juga high yield currency seperti Aussie dan Dollar New Zealand.

Hal ini menunjukkan bahwa pelaku pasar masih optimis akan prospek ekonomi meskipun ada gejolak di Ukraina. Namun sebaiknya kita terus memantau perkembangan di Ukraina.

Sebab bisa jadi ada pemicu yang menyebabkan para pelaku pasar melihat ada ancaman terhadap prospek ekonomi sehingga bisa memicu terjadinya risk off.

Buka Akun Demo