4 TIPS MENYIASATI RESIKO DI FOREX TRADING

07 April 2015 in Blog - by Eko Trijuni

Siapa yang berani menyangkal bahwa forex trading beresiko tinggi? Setiap orang yang pernah trading tentu tahu ada resiko yang selalu membuntuti setiap transaksi yang dilakukan. Ya, sama saja seperti bisnis-bisnis lain yang juga memiliki faktor resiko. Hanya saja tingkat resiko di forex jauh lebih tinggi.

Sepakat ya?

Oke, jika kita sudah sepakat dalam hal ini, kita lanjutkan.

Tingginya tingkat resiko yang ada justru menjadi pertanda bahwa potensi keuntungan yang tersimpan di dalamnya juga tak kalah tingginya. High risk-high return, itu hukum tak tertulis dalam dunia bisnis atau investasi.

Permasalahannya kemudian adalah: seberapa tinggi kemampuan Anda mengelola resiko yang ada, untuk kemudian diubah menjadi peluang keuntungan? Ironisnya, meskipun setiap trader sadar akan kehadiran resiko, namun tak semua orang memiliki kesadaran untuk mengelola resiko itu dengan baik.

Penyebabnya klasik: psikologi. Implementasi "mengelola resiko" dalam forex trading, salah satunya adalah keberanian untuk membuang posisi yang merugi alias cut-loss. Belum lagi pengendalian emosi, misalnya tidak membuka posisi terlalu besar demi mengejar keuntungan besar dalam waktu singkat. Ah... banyak sekali. Di blog ini, banyak sekali artikel terkait hal-hal itu.

Manajemen resiko pun sebenarnya tidak bisa lepas dari faktor psikologi. Anda memang bisa mempelajari teknik-teknik manajemen resiko dalam trading, namun dalam menerapkannya faktor psikologilah yang berperan.

Nah, agar beban psikologi dalam mengelola resiko menjadi lebih ringan, ada baiknya Anda mengikuti tips-tips berikut ini.

Tips #1: Gunakan "Risk Capital" Saja

Dalam trading, Anda sebaiknya membatasi resiko. Gampangnya, jika Anda memiliki uang sebesar $10,000 maka tetapkan batasan toleransi resiko maksimal, misalnya 50%. Jadi, mindset Anda sebaiknya berpikir bahwa Anda hanya memiliki modal sebesar $5,000. Inilah yang disebut sebagai risk capital.

Dari risk capital itu, detailkan menjadi batasan resiko yang lebih kecil, yaitu batasan resiko per transaksi. Misalnya, tetapkan resiko maksimal sebesar 10% dari risk capital tersebut. Jadi, tiap kali Anda melakukan transaksi, kerugian maksimal yang akan Anda tanggung hanya sebesar $500 saja.

Nah, dari perhitungan seperti di atas, artinya dalam setiap transaksi Anda hanya meresikokan sebesar 5% saja dari modal asli Anda. Cukup kecil kan?

Diharapkan, dengan resiko yang kecil itu, Anda akan lebih "nyaman" dalam mengambil keputusan membatasi resiko.

Tips #2: Cut Your Losses Short, Let Yout Profits Run

Ini merupakan salah satu idiom yang populer dalam forex trading. Intinya sih Anda harus bisa secepat mungkin menutup posisi yang mengalami kerugian, namun berani membiarkan posisi yang sedang untuk hingga setidaknya mencapai target.

Namun memang lebih mudah diucapkan daripada dilakukan.

Bagaimana supaya jadi mudah dilakukan?

Nah, untuk itu Anda perlu memiliki pengetahuan yang cukup tentang analisa teknikal. Analisa teknikal akan membantu Anda menemukan di mana batasan resiko dan target profit yang tepat. Anda juga akan bisa mengetahui "peringatan dini" sehingga bisa segera menutup posisi yang merugi. Selain itu, dengan pemahaman analisa teknikal yang memadai Anda juga akan bisa memutuskan apakah posisi yang sedang mengalami keuntungan bisa dibiarkan terbuka atau tidak.

Tips #3: Jangan Overtrade

Leverage memang memudahkan jika dilihat dari kecilnya modal yang dibutuhkan untuk melakukan transaksi dibandingkan nilai transaksi sesungguhnya.

Sepintas, semakin besar leverage terkesan semakin menguntungkan. Padahal sebenarnya tidak selalu begitu.

Kok begitu?

Salah satu penjelasan sederhananya begini:

Semakin besar leverage berarti semakin murah modal yang dibutuhkan untuk melakukan transaksi. Jika seharusnya Anda membutuhkan modal sebesar $100,000 untuk melakukan transaksi, maka dengan leverage 1:100 Anda bisa melakukan transaksi dengan modal hanya sebesar $1,000.

Nah, jika Anda punya dana sebesar $10,000 di akun Anda, maka dengan modal transaksi sekecil itu biasanya Anda akan terpancing untuk membuka transaksi sebanyak mungkin karena Anda merasa memiliki banyak "peluru". Padahal sebenarnya tidak demikian, karena setiap pip kerugian yang Anda derita akan dikalikan dengan $100,000 dan dikalikan pula dengan jumlah lot yang Anda buka.

Tips #4: Jangan Serakah

Anda mungkin pernah menonton film berjudul "Wall Street". Dalam film tersebut ada seorang tokoh bernama Gordon Gecko yang berpendapat bahwa "greed is good". Saya tidak percaya itu.

Ya, mungkin benar bahwa dalam kondisi yang tepat dan "takaran" tertentu, "greed" bisa membantu memperbesar potensi keuntungan. Misalnya ketika Anda memutuskan untuk mengaktifkan trailing stop ketika transaksi Anda sudah mencapai keuntungan tertentu. Permasalahannya, tidak semua orang bisa mengatur "takaran" dan menentukan kapan ia harus menjadi agak "greedy".

Meskipun demikian, keserakahan yang tidak terkendali pada kenyataannya adalah salah satu hal paling mematikan bagi seorang trader. Overtrade, mengambil resiko terlalu besar dan tidak menetapkan target profit adalah beberapa di antara implementasi keserakahan.

Yah, balik lagi: trading plan adalah salah satu hal yang bisa mengontrol "kadar keserakahan" dalam diri seorang trader. Lagi-lagi trading plan.

Mungkin Anda yang sering membaca artikel-artikel saya berpikir, "Orang ini sepertinya hobi banget ya, ngomongin soal trading plan?"

Hehe — ya, Anda benar. Anda mau tahu mengapa? Karena semua — ya: SEMUA trader gagal bin galau yang saya temui adalah mereka yang gagal membuat dan melaksanakan trading plan dengan baik. Saya tidak mau Anda juga menjadi seperti mereka.

Salam.