BUKAN RAHASIA! KUNCI FOREX TRADING: KESABARAN (2)

01 April 2015 in Blog - by Eko Trijuni

Di tulisan bagian pertama, kita telah membahas sedikit mengenai perlunya kesabaran dalam forex trading. Anda telah membaca bagaimana perlunya menunggu waktu dan tepat serta memilih momen yang pas. Tujuannya tentu saja untuk mencari peluang keuntungan yang semaksimal mungkin.

Jadi ternyata kesabaran itu tidak cukup hanya diniatkan dan diucapkan melalui lisan, namun juga harus diimplementasikan. Nah, di bagian yang ke-2 ini (terakhir), kita akan membahas lagi beberapa hal terkait kesabaran.

Yuk, lanjut….

Biarkan Pasar Bergerak

Sebenarnya ini sudah jelas. Anda tak mungkin bisa mengatur ke mana harga harus bergerak. Tidak mungkin pasar akan tunduk pada keinginan trader retail seperti Anda. Maka pilihan Anda hanyalah membiarkan pasar bergerak sesuai dengan kehendaknya sendiri.

Coba sekarang bayangkan lagi skenario seperti ini:

Pasar sudah memenuhi kondisi yang Anda inginkan (tentunya sesuai dengan tading plan). Anda kemudian membuka posisi, misalnya buy. Kemudian sesuai trading plan Anda menempatkan stop-loss (SL) dan take-profit (TP). Selanjutnya yang Anda lakukan mestinya adalah menunggu apakah TP atau SL yang kena.

Beberapa waktu kemudian ternyata harga bergerak naik. Senyum Anda mengembang karena di trading terminal Anda melihat transaksi memperoleh keuntungan. Namun sebelum harga mencapai TP, pasar berbalik arah hingga transaksi yang tadinya untung berubah menjadi loss. Di titik tersebut, bayangkan Anda dilanda kepanikan. Khawatir kerugian menjadi terlalu besar, Anda lantas menutup transaksi tersebut dan mengalami kerugian kecil.

Garis bawahi ini: Anda melakukan cut-loss bahkan sebelum harga menyentuh SL. Seringkali yang terjadi kemudian adalah segera setelah Anda melakukan cut-loss, harga kemudian rebound dan bahkan mencapai TP Anda.

Atau, bisa jadi Anda menutup transaksi tersebut meskipun keuntungan yang diperoleh masih relatif kecil (belum mencapai TP). Motifnya sama: takut rugi.

Mungkin Anda saat ini sedang tersenyum, karena mungkin skenario di atas sering terjadi pada Anda. J

Memang benar bahwa dalam trading ada prinsip, “Cut your losses short, let your profits run.” Namun dalam kasus di atas, penerapan prinsip tersebut salah. Mengapa? Karena dalam kasus di atas, cut-loss yang dilakukan justru prematur. Cut-loss yang dilakukan semata karena takut dan tidak didukung oleh analisa yang obyektif.

Seharusnya, biarkan saja pasar bergerak ke mana pun dan jangan tutup transaksi Anda hanya karena merasa khawatir keuntungan akan berubah menjadi kerugian.

Lho, tapi kan tidak semudah itu? Siapa sih yang mau rugi, padahal seharusnya bisa untung?

Benar. Untuk itulah saya merasa Anda perlu memperhatikan poin terakhir di bawah ini.

Stick to the Plan

Di atas telah diceritakan bahwa banyak trader kabur dari pasar secara prematur. Padahal yang seharusnya Anda lakukan adalah jangan membuka atau menutup sebuah transaksi sebelum ada argumen yang obyektif untuk itu. Dari mana argumen obyektif itu bisa Anda dapatkan? Tentu saja dari sistem trading yang Anda pergunakan.

Kembali ke kasus “premature exit” di atas. Bukan tidak boleh menutup posisi sebelum SL atau TP tercapai. Boleh kok. Yang tidak boleh itu adalah menutup posisi (entah itu cut-loss atau taking profit) hanya karena faktor emosional: takut. Ketakutan yang tidak beralasan, karena tidak ada argumen analisa yang terlibat.

Itulah perlunya Anda disiplin menjalankan trading plan, seperti yang sering saya sebut-sebut di hampir semua artikel yang saya tulis. Ingat pula bahwa setiap strategi trading yang Anda jalankan tentulah telah melewati serangkaian fit and proper test sebelum Anda ajak terjun langsung di pasar. Percayalah pada sistem dan trading plan Anda dan jalankan dengan disiplin.

Namun sadari juga disiplin menjalankan trading plan bukan berarti Anda harus berkata, “Pokoknya kalau nggak kena SL dan TP, gue nggak akan close posisi gue.”

Itu sih bukan disiplin melainkan kaku. Fleskibel itu justru penting dalam trading. Ada kalanya pasar tidak bersetuju dengan analisa Anda dan saat itulah Anda boleh mencari petunjuk untuk bisa keluar dari pasar sesegera mungkin. Catat: cari petunjuk. Dari mana? Tadi sudah disinggung kan? Dari sistem trading. Dengan demikian, semua keputusan Anda akan lebih obyektif.

The Bottomline

Jadi, jelas kan? Sekarang Anda bisa melihat bahwa dalam forex trading, psikologi memegang peranan kunci. Kesabaran adalah salah satu modal utama seorang trader. Kesabaran adalah kunci dalam disiplin menjalankan trading plan. Namun menjadi disiplin tidak boleh menjadikan Anda seorang trader kaku. Itu harus Anda hindari.

Intinya, setiap keputusan buy, sell, cut-loss, atau taking profit harus berdasar pada analisa dan trading plan, bukan pada praduga semata. Untuk bisa melihat hal-hal itu secara obyektif, Anda harus memiliki kesabaran yang cukup.

Man shobaro, zhofiro. Siapa yang bersabar, akan beruntung.