SIGNAL TRADING FOREX: FOLLOWER VS INDEPENDENT TRADER

28 December 2019 in Blog - by Eko Trijuni

Suatu sore, ketika saya tengah tenggelam dalam keasyikan melakukan backtesting sebuah sistem trading yang katanya bisa menghasilkan signal trading forex akurat, seorang kenalan menghubungi saya melalui WhatsApp.

"Dab, ada waktu nggak sore ini?" katanya.
"Ada apa Dab?", jawab saya.

Kami memang sering saling menyapa dengan sebutan "dab", sebuah kata dalam bahasa prokem Yogya yang artinya "Mas" (kakak laki-laki).

Saya cukup lama tinggal di Yogyakarta, sejak SMA hingga lulus kuliah. Di sanalah kami berkenalan dan kemudian menjadi cukup akrab.

Sebenarnya saya malas diganggu ketika sedang "on fire" mengerjakan sesuatu. Distraksi sekecil apa pun bisa serta-merta memadamkan semangat saya. Sulit bagi saya untuk bisa kembali menemukan momentum.

Itulah sebabnya saya senantiasa mengenakan headset dan menyalakan musik di kantor ketika sedang mengerjakan sesuatu, supaya saya tak perlu terdistraksi oleh bunyi apa pun.

Biasanya saya pilih Mozart atau jazz.

Lagipula bisa menenangkan saya, membuat saya bisa berpikir lebih lancar.

"Aku pengen sinau trading," katanya.

"Sinau" adalah kata dalam bahasa Jawa yang artinya belajar. Saya paham dia hanya berbasa-basi untuk menghormati saya.

Lha wong dia memang sudah bisa dan biasa trading, kok. Cukup berpengalaman, malah. Tetapi berbeda dengan saya, ia lebih banyak trading saham. Ia pernah trading forex tetapi tidak begitu berhasil.

Saya mengerti ia hanya ingin berdiskusi dan saya suka berdiskusi tentang trading karena bisa memperkaya pengetahuan dan memperluas wawasan saya.

"OK. Jam piro? Dimana?"

"Habis maghrib, di tempat kita biasa ngopi dulu."

Ia menyebutkan sebuah coffee shop yang cukup terkenal di Bandung.

"Gimana?" lanjutnya.

"OK. Sip," balasku menutup percakapan.

Petang itu kami pun bertemu. Setelah sejenak berbasa-basi dan tertawa tentang kisah-kisah jenaka masa lalu, kami memulai percakapan sesungguhnya.

Tentang trading, seperti yang sebelumnya telah kami bicarakan melalui WhasApp. Ia memulai dengan memperlihatkan demo account di laptop yang ia bawa.

"Dab, aku pengen trading forex lagi, tapi pengalaman loss yang terakhir cukup membuatku harus lebih berhati-hati," katanya membuka percakapan.

"Loss dalam trading itu biasa Dab," kata saya.

"Dirimu sebagai trader berpengalaman pasti pahamlah."

"Iyo, bener. Tapi karater forex ini beda dengan saham, Dab. Aku kan masih baru di forex. Jadi sepertinya harus sinau lagi pada dirimu," katanya.

"Halah, gombalmu!" kataku. Kami tertawa bersama.

"Jadi, kemarin aku googling strategi forex, lalu aku menemukan ini," katanya sambil memutar laptopnya hingga layarnya menghadap kepadaku.

Layar itu memperlihatkan situs sebuah trading signal provider berbayar.

"Bagaimana menurutmu? Aku tertarik berlangganan," katanya meminta pendapat saya.

"Tidak ada masalah. Tapi kalau bisa, coba lihat track record mereka dulu. Ada program trial-nya tidak?" kata saya.

"Hm… tidak ada." balasanya.

"Kalau begitu, jangan pilih yang itu. Cari yang ada program trial-nya." timpal saya.

Ia pun kembali bertanya, "Memangnya ada yang seperti itu?"

"Ada, bahkan trading signal-nya gratis," jawab saya.

"Ah, mosok?" Ketidakpercayaan jelas terlihat di wajahnya.

"Kamu coba program trading signal trial dari FOREXimf.com deh, trial selama 7 hari – Gratis. Setelah itu, kalau kamu cocok dan puas, bisa lanjut seumur hidupmu dan tetap gratis," kata saya.

"Yang bener, Dab?" katanya, masih kurang yakin.

"Iya, bener. Kamu cukup buka live account saja di situ dan trading signal akan kamu dapatkan cuma-cuma selama kamu jadi nasabah aktif di sana. Tidak hanya itu, kamu juga bisa berdiskusi dengan tim Market Analyst seperti kita diskusi saat ini," jawabku.

"Wah, menarik, Dab!" katanya antusias sambil menjentikkan jarinya.

Saya tahu dia antusias, karena kebiasannya menjentikkan jari itu ketika mendengar atau melihat sesuatu yang menurutnya bagus.

"Iyalah. Makanya daftar aja sekarang!"

"Sip, sip. Tapi nanti dulu. Sebenarnya aku mau tanya padamu, menurutmu lebih baik mana: signal follower atau independent trader?" tanyanya.

Saya balik bertanya, "yang kamu maksud dengan independent trader itu yang seperti apa?"

"Ya… trader yang mandiri. Yang tidak bergantung pada orang lain kalau mau trading – yang bisa menganalisa sendiri, mengambil keputusan sendiri," jawabnya.

"Independent trader itu baik, signal follower pun tak buruk," jawab saya.

Saya melanjutkan, "Keuntungan menjadi independent trader adalah kita tidak perlu mengeluarkan biaya lebih untuk bisa mendapatkan trading signal.

Tetapi untuk menjadi seorang trader yang mandiri tentu tidak instan. Ada waktu dan mungkin bahkan biaya yang harus kita sediakan.

Kita juga harus betul-betul berkomitmen untuk itu. Kamu tahu sendiri bagaimana upayaku selama bertahun-tahun, bahkan hingga satu dekade lebih, mendedikasikan diriku mempelajari forex trading."

Ia manggut-manggut tanda setuju.

Saya melanjutkan, "di sisi lain, menjadi signal follower juga tidak salah. Asalkan, tidak mengikuti secara buta.

Artinya, kalau kita mau jadi signal follower, setidaknya kita harus tahu dasar-dasar analisa dan trading dulu.

Di antaranya dan yang paling penting adalah money management dan risk management.

Jadi, di saat kita mau mengikuti trading signal yang diberikan oleh signal provider, kita tahu di mana batasan resikonya hingga berapa lot maksimal yang boleh kita pergunakan."

"Nah, di FOREXimf.com, kamu bisa mendapatkan semua itu. Trading signal diberikan tiap kali tim Market Analyst berhasil mendapatkan sinyal yang confirmed, dan kamu bisa berdiskusi dengan mereka tentang posisi yang akan kamu ambil.

Jadi itu semacam one stop trading service, kamu dapat trading signal, edukasi sekaligus konsultasi. Enak, kan?"

"Jadi, sekali lagi, menjadi signal follower tidak ada salahnya, bahan sama baiknya dengan trader mandiri, asalkan, ya itu tadi: kita sebaiknya punya dasar pengetahuannya dulu.

Dengan konsep di FOREXimf.com, kamu secara tidak langsung ‘dilatih’ untuk bisa mengenali peluang secara mandiri juga.

Jadi dua-duanya bisa dapat: pertama mungkin jadi signal follower dulu, kemudian menjadi independent trader karena setiap trading signal yang dikirim selalu disertai penjelasan secara teknikal, apa yang menjadi alasan teknikalnya.

Misalnya, ada pola candlestick tertentu, atau sinya indikator tertentu."

"Pada gilirannya, karena terbiasa ‘dididik’ melalui trading signal, akhirnya kamu akan jadi trader mandiri juga, Dab.

Nantinya, kalau kamu melihat ada peluang, kamu bisa konsultasikan juga dengan tim Market Analyst FOREXimf.com. Biar kamu lebih yakin."

"Nah, kalau kamu sudah benar-benar mandiri, trading signal dari FOREXimf.com sudah menjadi semacam ‘asisten pribadi’-mu yang tugasnya memberikan informasi setiap peluang yang muncul seandainya kamu sedang tidak ada waktu mantengin chart.

Tinggal tunggu kabar dari tim Market Analyst FOREXimf.com, kamu tingga cek, menurutmu valid atau tidak. Enak, to?" saya menjelaskan panjang lebar.

Matanya berbinar. "Berapa biayanya?" tanyanya.

"Kamu ini lho…. Kan tadi sudah kukatakan: GRATIS.

Kamu bisa coba dulu selama 7 hari, lalu setelah kamu buka live account, kamu bisa dapat semua layanan itu GRATIS," jawab saya.

"Wah, kenapa aku nggak tahu dari dulu?" katanya.

"Lha, kamu selama ini ke mana saja?"

Lalu kami kembali tertawa bersama-sama.

Beberapa waktu kemudian, ada pesan di WhatsApp saya, "Dab, aku sudah pakai signal trading dari FOREXimf, dan terbukti sampai saat ini saya telah menghasilkan 1,800++ pips.

indikator-custom