MENGENAL APA ITU PYRAMIDING & ANTI-MARTINGALE DALAM TRADING FOREX

28 May 2019 in Blog - by Admin FOREXimf

Kesalahan umum para trader pemula dalam menggunakan strategi forex adalah ketika sedang mengalami kerugian (floating loss), mereka justru menambah posisinya.

Diantara beberapa cara yang bisa dilakukan adalah cost averaging (atau averaging saja), dan martingale untuk mengatasi loss.

Memang benar bahwa kerugian yang diderita bisa tertutup dengan cepat, bahkan digantikan dengan keuntungan yang lebih besar asalkan pasar mau berbaik hati dengan berbalik arah.

Namun bahaya yang lebih besar mengintai (dan sering terjadi), ketika pasar tanpa ampun melaju ke arah yang berlawanan dengan posisi yang diambil.

Teknik averaging

Untuk lebih memahami teknik averaging ini, coba perhatikan ilustrasi berikut ini:

Strategi Forex Averaging

Seorang trader membuka posisi sell. Ketika harga naik, ia bukannya melakukan cut loss melainkan malah kembali membuka posisi sell dengan jumlah lot yang sama dengan sebelumnya.

Harapannya, jika harga kembali ke harga sell yang pertama, maka kerugiannya akan tertutup dan tergantikan oleh keuntungan yang diperoleh dari sell yang ke-2. Demikian seterusnya.

Nah, perhatikan bahwa si trader baru akan mengurangi kerugian yang dialaminya sedikit demi sedikit ketika harga sudah bergerak turun dari level 1.51000.

Level 1.50500 dalam contoh kasus di atas merupakan level BEP (break event point). Ia baru akan mendapatkan keuntungan bertahap ketika harga bergerak turun dari level 1.50500.

Ingat bahwa contoh kasus ini belum melibatkan komisi, swap dan biaya transaksi lainnya. Namun ilustrasi di atas adalah cerita manis-nya saja.

Pada kenyataannya, dalam forex trading tidak selamanya skenario di atas terjadi. Bahkan sangat sering terjadi harga meneruskan pergerakannya. Misalnya, dari 1.51000 terus membubung tinggi sehingga kerugian yang diderita akan semakin besar.

Teknik martingale

Adapun pada martingale, jumlah lot yang dipergunakan dilipat gandakan tiap kali mengalami kerugian. Bisa dikatakan bahwa teknik ini lebih ekstrim daripada averaging yang dijelaskan di atas.

Singkatnya, tiap kali mengalami floating loss dalam jarak tertentu, si trader akan kembali membuka posisi yang sama namun melipat gandakan besaran lot-nya.

Misalnya, ketika seorang trader membuka posisi sell sebesar 1 lot, maka ketika harga naik sekian pips ia akan kembali membuka posisi sell sebesar 2 lot, atau dua kali lipat lot sebelumnya.

Jika harga naik lagi, maka ia akan membuka posisi sell sebanyak 4 lot. Demikian seterusnya.

Berikut ini adalah ilustrasinya:

strategi forex

Nah, jika Anda perhatikan, si trader baru akan mengurangi kerugian ketika harga mulai berbalik arah.

Dalam contoh di atas, kerugian yang diderita berangsur berkurang ketika harga turun dari level 1.51000. Ketika harga sampai kembali ke level 1.50500, ia sudah memperoleh keuntungan yang besar. Itu kisah manisnya.

Bagaimana kisah pahitnya?

Bayangkan saja jika harga terus naik ke atas 1.51000. Jumlah posisi yang terbuka sangat besar, kerugian tentu semakin besar pula. Ini yang harus dipikirkan juga jika Anda ingin menerapkan strategi forex martingale ini.

Modal harus besar untuk menjalankan teknik martingale

Memang, saya tidak mengatakan bahwa teknik averaging atau martingale adalah haram dan tak mungkin bisa berhasil.

Bisa kok, tetapi modal yang harus Anda sediakan haruslah besar.

Selain Anda harus benar-benar mengerti karakteristik pergerakan harga pasar forex, sangat tidak disarankan menggunakan kedua teknik tersebut dengan modal yang minim.

Jika kita melihat sekilas pergerakan harga forex rata-rata, secara sederhana bisa kita lihat pergerakan harian rata-ratanya sekitar 1000-2000 pips (5 desimal). Itu artinya sekitar $1,000-2,000 per hari.

Bisa Anda bayangkan jika Anda hanya memiliki modal sebesar $1,000 dan memaksakan diri melakukan averaging. Apalagi martingale, sudah barang tentu nafas Anda akan ngos-ngosan. Ada gejolak sedikit saja, tamat riwayat Anda.

Kebalikan dari teknik averaging dan martingale

Dalam forex trading, ada pemeo yang berbunyi,
"Never add to a losing position."

Maknanya kurang lebih adalah,
"Kalau sedang floating loss, jangan tambah posisi lagi."

Ya, ini memang terjemahan bebas, sebebas merpati. Tetapi memang itu makna intrinsiknya.

Anda dibolehkan untuk menambah posisi baru justru ketika sedang dalam keadaan untung alias floating profit.

Jika dikembalikan ke psikologi trading – "fear and greed" — maka Anda dibolehkan untuk sedikit serakah justru jika posisi Anda sedang positif. Tentu saja, ada batasannya. Pembatasnya adalah analisa teknikal dan manajemen modal.

Jika secara teknikal sudah tidak terlihat ada indikasi trend akan berlanjut, maka jangan memaksakan diri untuk membuka posisi lagi. Begitu juga jika modal Anda terbatas.

Jadi, daripada menambah posisi ketika mengalami floating loss, akan lebih baik menambah posisi ketika mengalami floating profit. Tujuannya sederhana, mencoba untu memperbesar keuntungan yang sudah ada. Teknik ini lebih aman dan nyaman daripada menambah posisi saat loss.

Itu karena pada saat profit Anda biasanya tidak akan mendapatkan beban psikologis seperti ketika loss. Tidak ada loss yang perlu dipikirkan, bukan?

Ada setidaknya dua teknik yang bisa Anda jalankan, yang merupakan counter dari averaging dan martingale, yaitu pyramiding dan anti-martingale.

Teknik pyramiding

Pyramiding merupakan kebalikan dar averaging. Dengan teknik ini, Anda boleh membuka posisi baru tiap kali mendapatkan keuntungan pada besaran tertentu yang telah Anda tetapkan.

Contohnya: setelah membuka posisi buy, Anda boleh membuka posisi buy lagi setelah harga naik beberapa ratus pips, demikian seterusnya.

Ilustrasinya seperti ini:

strategi forex

Dalam contoh di atas, keuntungan yang diperoleh akan menjadi semakin besar jika harga berhasil melanjutkan pergerakan ke atas 1.51000.

Di level 1.51500, 1.52000 dan seterusnya boleh saja membuka posisi buy 1 lot lagi, namun sebaiknya Anda memiliki target berapa besar keuntungan yang ingin Anda peroleh.

Ketika mencapai target, ada baiknya mempertimbangkan untuk berhenti sejenak dan menikmati kemenangan Anda.

Perhatikan level 1.50750 dalam contoh di atas.

Jika koreksi terjadi dari 1.51000 ke level itu disarankan untuk merelakan keuntungan Anda ditutup di plus 750 pips, daripada malah berubah menjadi kerugian jika harga turun ke bawah 1.50500.

Teknik Anti-martingale

Sesuai namanya, teknik anti-martingale ini merupakan kebalikan dari teknik martingale.Dalam teknik ini, Anda menambah posisi dan melipatgandakan lot-nya tiap kali mencapai keuntungan tertentu.

Gambar berikut ini adalah ilustrasinya.

strategi forex

Teknik ini lebih menyenangkan daripada martingale, karena ketika menerapkan teknik ini Anda sedang dalam kondisi hijau alias profit. Yang perlu Anda ingat adalah bahwa baik teknik pyramiding maupun anti-martingale sebaiknya dijalankan pada saat pasar sedang dalam keadaan trending.

Menerapkan teknik ini pada saat pasar dalam keadaan sideway sangat tidak direkomendasikan.

Nah, selamat mencoba memperbesar keuntungan Anda dengan teknik pyramiding dan anti-martingale.

Namun akan lebih bijak bagi Anda untuk menguji coba strategi pyramiding dan anti-martingale ini dalam demo akun forex terlebih dahulu. Dengan begitu, Anda setidaknya bisa mengetahui dan menyesuaikan strategi ini dengan gaya trading Anda.

Worskhop Trading Forex