Saham Asia menguat, ketika indeks regional bergerak tajam selama tiga hari dalam hampir dua bulan, karena saham komoditas naik di tengah kenaikan harga minyak mentah. Mata uang Australia dan Korea Selatan menguat, sementara dolar Selandia Baru melemah.
Saham energi dan saham pertambangan melaju naik 0,3 persen pada Indeks MSCI Asia Pacific di Tokyo dengan mendapatkan keuntungan sejak 18 Desember sebanyak 2,7 persen, terbesar sejak 22 Oktober. Indeks Topix Jepang naik 0,3 persen dan saham Australia melonjak 1,1 persen karena harga minyak mentah Brent naik untuk hari kedua setelah mencatat kenaikan harian terbesar dalam dua tahun pada 19 Desember. Aussie dan won Korea naik setidaknya 0,2 persen, sedangkan kiwi turun 0,3 persen setelah mengalami penurunan kepercayaan konsumen. Kontrak indeks Standard & Poor 500 turun 0,1 persen.
Federal Reserve berjanji agar bersabar terhadap kenaikan suku bunga dan membantu lompatan mingguan terbesar pada saham global sejak akhir Oktober. Diperkirakan pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal ketiga pekan ini akan bergerak cepat, sementara Bank of Japan, bergulat dengan resesi. Menteri perminyakan Arab Saudi mengatakan bahwa harga minyak mentah akan rebound ketika permintaan minyak pulih.
